Liputan6.com, Jakarta -a Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) bekerja sama meluncurkan program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) untuk mahasiswa. Program ini bertujuan menyiapkan mahasiswa sebagai aktivis energi bersih, melalui pembekalan dan pemberian pengalaman.
Program Gerilya diperuntukkan bagi mahasiswa eksakta yang ingin mendapatkan 10 hingga 20 SKS dalam satu semester, dengan mengikuti 3 bulan Course dan 3 bulan team-based project.
Advertisement
Program ini akan didampingi lebih dari 15 orang pengajar profesional dan lebih dari 20 orang mentor volunteer. Gerilya disebut akan berkontribusi dalam percepatan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap, dan mendukung pencapaian target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025.
"Kami optimis pemanfaatan solar rooftop (PLTS atap) dapat dipercepat, untuk itu dibutuhkan peran aktif semua pihak tak terkecuali mahasiswa dan generasi muda. Untuk memfasilitasi hal tersebut, Kementerian ESDM dan Kemendikbud Ristek membuat program Gerilya, yaitu gerakan inisiatif tenaga surya yg merupakan bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka," jelas Menteri ESDM, Arifin Tasrif, dalam webinar pada Jumat (13/8/2021).
Gerilya akan dimulai pada 30 Agustus 2021, dan berakhir pada Januari 2022. Program ini akan digelar secara gratis tanpa dipungut biaya, dan akan menerima minimal 50 hingga 100 orang untuk tahap awal.
"Saya mengajak para mahasiswa untuk secara aktif ikut dalam program Gerilya, sebagai proses pembelajaran dalam pemberdayaan masyarakat dan industri untuk partisipasi dalam penyedian energi bersih serta melestarikan lingkungan," kata Arifin.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Belajar Secara Mandiri
Mendikbud Ristek, Nadiem Anwar Makarim, mengatakan bahwa Gerilya adalah salah satu kegiatan studi independen kampus merdeka yang akan melahirkan aktivis energi bersih dengan kecerdasan berinovasi.
Selama satu semester, katanya, peserta Gerilya akan belajar secara mandiri bersama mentor untuk dapat mengembangkan PLTS atap sebagai inovasi solusi energi bersih.
"Saya optimis mahasiswa peserta Gerilya ini akan berperan besar dalam misi pembangunan berkelanjutan untuk Indonesia maju dan bumi yang terlindungi," tuturnya.
Advertisement