Tentara Mesir Operasi Anti-Terorisme di Sinai Utara, 13 Ekstremis Tewas

Pada awal Agustus 2021, tentara Mesir juga telah membunuh 89 anggota ekstremis di provinsi timur laut Sinai Utara.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 13 Agu 2021, 12:02 WIB
Bendera Mesir berkibar di Terusan Suez (AFP)

Liputan6.com, Sinai Utara - Satuan militer Mesir dilaporkan membunuh 13 anggota ekstremis dalam kampanye anti-terorisme di Sinai utara dan tengah.

Selama baku tembak, sembilan tentara tewas atau terluka, kata juru bicara militer Mesir Gharib Abdel-Hafez dalam sebuah pernyataan, demikian dikutip dari laman Xinhua, Jumat (13/8/2021).

Pada awal Agustus 2021, tentara Mesir mengatakan telah membunuh 89 anggota ekstremis di provinsi timur laut Sinai Utara.

Berbatasan dengan Israel dan Jalur Gaza Palestina, Sinai Utara telah bertahun-tahun menjadi tempat persembunyian para militan.

Sinai Utara juga kerap menjadi lokasi penyerangan. Pada 1 Januari 2021, sebuah bom meledak di pinggir jalan di kawasan tersebut.

Dilaporkan Associated Press, ledakan bom itu menewaskan dua anggota pasukan keamanan negara dan melukai lima orang lainnya, menurut pejabat keamanan dan medis setempat.

Para pejabat mengatakan bahwa pasukan keamanan itu sedang berpatroli di Kota Bir al-Abd ketika kendaraan mereka terkena bom yang diledakkan dari jarak jauh.

Mereka yang mengalami luka-luka dipindahkan ke rumah sakit militer di kota pesisir El-Arish, Sinai, Mesir, kata para pejabat yang enggan disebutkan namanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Anggota Keamanan Kerap Jadi Korban

Mesir mengumumkan keadaan darurat di Sinai Utara itu pada Jumat 24 Oktober 2014 malam.

Insiden ledakan bom yang terjadi pada 1 Januari 2021 adalah yang kedua dalam tiga hari terakhir.

Sebelumnya, pada 30 Desember 2020, seorang anggota pasukan keamanan tewas dan tiga lainnya cedera dalam pengeboman pinggir jalan di sebuah desa dekat Rafah, sebuah kota di perbatasan dengan Jalur Gaza.

Sejauh ini, tidak adanya klaim tentang pihak yang bertanggung jawab atas serangan bom pada 1 Januari itu, tetapi kelompok ISIS memposting pernyataan pada hari tersebut, mengatakan mereka berada di balik pemboman pada 30 Desember dan tiga serangan baru-baru ini.

Namun, klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya