Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi bagian penting bagi ekonomi Indonesia. Sebab, keduanya merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.
"UMKM dan BUMN, tulang punggung ekonomi Indonesia," ujar Erick Thohir dalam dikutip dari akun Instagram-nya @erickthohir, dikutip dari Antara, Sabtu (14/8/2021).
Advertisement
Erick mengatakan bahwa mentransformasi BUMN dan menjadikannya naik kelas sebagai pemain global, merupakan tugas utama dirinya sebagai Menteri BUMN. Tetapi, menjadikan UMKM, badan usaha milik rakyat, yang kuat dan tangguh berdaya saing adalah merupakan tugas bersama semua pihak.
Menurut dia, BUMN berkomitmen untuk senantiasa bekerja keras, bahu-membahu agar seluruh pelayanan publik, pembangunan infrastruktur, ketersediaan energi, akses telekomunikasi sampai dengan pembiayaan usaha bagi rakyat Indonesia dapat terpenuhi dengan baik, sehingga dunia usaha dapat bergerak lancar, berderap aktif.
Inisiatif keterlibatan UMKM sebagai mitra dari rantai pasok industri serta pengadaan barang dan jasa BUMN, adalah bentuk nyata, sinergi yang berkelanjutan.
"Semoga UMKM Indonesia senantiasa bangkit, semakin tangguh. Kami bersama Anda," kata Erick Thohir.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perluas Akses Bagi UMKM
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir akan memperluas akses bagi pelaku UMKM dalam rangka membangun ekosistem usaha yang lebih sehat.
Menteri BUMN mencontohkan program Pasar Digital UMKM (PaDi) yang mana untuk pengadaan Rp250 juta sampai dengan Rp14 miliar, Kementerian BUMN sudah mengeluarkan peraturan tidak ada lagi BUMN yang ikut tender.
PaDi UMKM merupakan ekosistem yang disediakan BUMN untuk UMKM, yang hampir keseluruhan prosesnya melibatkan BUMN. Proses transaksi pembayaran belanja di PaDi UMKM dapat menggunakan virtual account yang disediakan oleh Bank Himbara.
Belanja BUMN pada UMKM ditekankan untuk mengutamakan pada produk hasil karya dalam negeri atau produk yang memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) relatif tinggi. Hal ini juga didukung dengan kualitas produk dalam negeri yang saat ini sudah jauh lebih baik.
Advertisement