Cerita Akhir Pekan: Siapkah UMKM Lokal Tembus Pasar Global?

Ada beberapa faktor penghambat dan pendukung agar UMKM lokal bisa mengglobal.

oleh Henry diperbarui 26 Sep 2021, 22:15 WIB
Pameran produk UMKM asal Banten di MaxxBox Lippo Village, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. (dok: Pramita)

Liputan6.com, Jakarta - UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah sedang diminati banyak masyarakat di Indonesia. Namun ada anggapan kalau UMKM lokal baru bisa berjaya di negeri sendiri dan masih sulit menembus pasar global atau go global.

Untuk bisa menembus pasar global jelas tidak mudah, karena produk UMKM akan bersaing dengan produk negara lain. Demi  menyiasatinya dibutuhkan strategi yang tepat untuk mengembangkan UMKM agar bisa bersaing menghadapi pasar global. Namun benarkah UMKM lokal masih kesulitan merambah pasar global?

Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), sudah mulai banyak UMKM lokal yang bisa menembus pasar global. Ada beberapa bidang usaha yang potensial untuk bisa diekspor seperti home décor, kuliner dan buah tropis. Beberapa UMKM lokal yang sudah bisa go global antara lain, Javara Culture dan Lewi’s Organics di bidang kuliner dan Oesing Craft di bidang kerajinan.

Dalam pesan tertulis pada Liputan6.com, menurut Kemenkop UKM, Jumat, 13 Agustus 2021, dari 64 juta unit pelaku UMKM, skala usaha masih didominasi oleh usaha kecil dengan kemampuan ekspor yang terbatas. Bahkan, publikasi Indonesia Eximbank menunjukkan bahwa usaha kecil hanya mengekspor sekitar 39,3 persen produk yang dihasilkan.

Beberapa peluang dalam melakukan upaya penetrasi ekspor, terdapat pada produk makanan dan minuman, fesyen (termasuk busana muslim), furnitur dan kerajinan, produk pertanian dan perikanan, produk herbal, serta buah-buahan tropis segar.  Namun, dalam upaya tersebut, masih terdapat beberapa kendala, antara lain: standardisasi produk, inovasi produk dengan sentuhan teknologi, kapasitas produksi dan daya saing serta perizinan dan dukungan logistik

Kemenkop UKM juga punya program untuk mendorong para pelaku UMKM untuk bisa menembus pasar global. Yang pertama adalah berusaha meningkatkan skala ekonomi dan perluasan pasar. Kedua, mendorong UMKM agar memiliki produk yang kompetitif, baik di pasar lokal maupun global.

Caranya, antara lain dengan melindungi produk lokal UMKM. Shopee misalnya, mereka telah menutup akses masuk (seller crossborder) 13 produk dari luar negeri, yang diharapkan bisa diikuti oleh marketplace lainnya. Dan yang ketiga, program pasar digital UMKM yaitu mendukung sektor UMKM untuk go digital. Dengan masuk ke dalam ekosistem digital, UMKM lokal diharapkan bisa masuk dalam rantai pasok global.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


5 Hal yang Perlu Dilakukan UMKM

UMKM Lewi's Organics. (dok.Instagram @lewisorganics_id/https://www.instagram.com/https://www.instagram.com/p/CP9rnzhgJx9/Henry)

Sementara menurut pengamat ekonomi Bhima Yudhistira yang merupakan Direktur Center of Economic and Law Studies, potensi ekspor produk UMKM masih cukup besar khususnya di era digital. Perkembangan e-commerce memungkinkan produk ekspor dari Indonesia menembus pasar Asia Tenggara misalnya. Beberapa produk ekspor Indonesia juga terbukti memiliki permintaan yang stabil bahkan disaat pandemi. Contohnya harga kopi internasional naik 45 persen sejak awal tahun 2021.

"Pasar kopi yang diolah UMKM pun tidak sebatas biji kopi, melainkan produk produk turunan kopi lainnya seperti makanan minuman dan kosmetik," terangnya pada Liputan6.com, Jumat, 13 Agustus 2021. Meski begitu Bhima menambahkan, ada beberapa faktor penghambat, terutama dari segi kualitas, dan sertifikasi.

Kualitas ekspor cenderung tidak konsisten, berbeda dari pabrik skala besar yang bisa menjaga quality control. Kemudian berbagai jenis sertifikasi untuk masuk ke negara tujuan ekspor semakin rumit, contohnya sertifikasi kesehatan dan sertifikasi produk organik. Terkait pemanfaatan channel digital juga masih terbatas karena baru sekitar 16 persen UMKM yang memanfaatkan ekosistem digital. Biaya logistik yang masih tinggi juga jadi penghambat.

"Ada juga beberapa faktor pendukung, seperti ketersediaan bahan baku yang berlimpah di Indonesia. Selain itu. jumlah tenaga kerja relatif berlimpah sehingga dari biaya produksi tidak semahal negara lainnya," kata Bhima. Makanan minuman, industri kreatif, kosmetik, dan obat-obatan herbal, termasuk bidang usaha yang berpotensi besar untuk bisa menembus pasar internasional.

Bhima menyarankan lima hal yang sebaiknya dilakukan para pelaku UMKM lokal untuk bisa mengglobal. Pertama, pelajari kebutuhan pasar di negara yang spesifik. Intelijen pasar berbasis data adalah kunci utama. Kedua, pelajari channel distribusinya apakah melalui jaringan forwarder tertentu atau direct sales dengan pelaku di negara tujuan.

Yang ketiga, ikuti mekanisme atau syarat sertifikasi/dokumen yang dibutuhkan untuk ekspor. "Keempat, pastikan produk memenuhi standarisasi atas permintaan konsumen. Kelima, memanfaatkan media sosial dan website untuk pemasaran produk secara global," jelas Bhima.


Kampus UMKM Ekspor

UMKM Lewi's Organics. (dok.Instagram @lewisorganics_id/https://www.instagram.com/p/CSaiMyupecc/Henry)

Tak hanya pemerintah, pihak swasta juga bisa membantu UMKM lokal untuk bisa mengglobal. Salah satunya Shopee. Situs belanja barang online ini membuat lembaga pendidikan bagi UMKM yaitu Kampus UMKM Shopee Ekspor yang terdapat di Solo dan Bandung.Shopee Indonesia dan Wali Kota Solo/Surakarta Gibran Rakabuming meresmikan dibukanya Kampus UMKM Shopee Ekspor pada 18 Mei 2021, yang merupakan lanjutan dari kolaborasi strategis untuk mempersiapkan UMKM Surakarta Go Ekspor.

Berlokasi di tengah kota Solo, bangunan tiga lantai ini menandai komitmen jangka panjang Shopee untuk mewujudkan 10.000 eksportir asal Surakarta di akhir tahun ini melalui layanan serta fasilitas komprehensif yang dapat dinikmati oleh seluruh pelaku UMKM yang berdomisili di Solo.

"Diresmikannya Kampus UMKM Shopee Ekspor merupakan awalan kami dalam menjadikan Kota Surakarta sebagai cetak biru (blueprint) atau kota percontohan pendidikan ekspor UMKM pertama," terang Handhika Jahja, Direktur Shopee Indonesia dalam keterangan tertulis pada Liputan6.com, Jumat, 13 Agustus 2021.

"Kami mengedepankan lima fokus utama untuk mempersiapkan UMKM go global, yaitu edukasi yang berkesinambungan, penyaluran pendanaan, pemasaran online, sistem pembayaran dan logistik, serta ekspor, kami harap pengembangan kapasitas dan kualitas produksi pelaku UMKM Surakarta bisa menjadi lebih terarah," sambungnya.

Menitikberatkan pada pentingnya pendampingan hulu ke hilir secara konsisten dalam mewujudkan pelaku-pelaku eksportir baru dari Solo, Kampus UMKM Shopee Ekspor ini dilengkapi dengan serangkaian program dan fasilitas yang mengakomodir seluruh kebutuhan bisnis para pelaku UMKM.

Fasilitas Kampus UMKM Shopee Ekspor ini bisa digunakan secara gratis untuk para pelaku UMKM khususnya di Kota Solo. Cara-cara menggunakan fasilitas tersebut bisa dengan datang langsung dan mendaftar bagi yang belum bergabung bersama Shopee. Tercatat ada sekitar 40.000 UMKM di Kota Surakarta yang terdaftar di Shopee, dan 5.000 di antaranya memiliki toko ekspor aktif.

Kerjasama dengan Pemerintah Kota Surakarta ini sejalan dengan langkah strategis lainnya yang dilakukan Shopee untuk meningkatkan kualitas para pelaku UMKM Indonesia.Dalam mendukung program pemerintah untuk memajukan UMKM, Shopee Indonesia juga berkolaborasi dengan Sekolah Ekspor untuk dapat mewujudkan tercetaknya 500.000 eksportir baru hingga 2030.


Edukasi, Pendampingan dan Fasilitas Pendukung

Kampus UMKM Shopee Ekspor di Bandung. foto: dok. Shopee

Selain di Solo, kampus serupa juga baru saja dibuka di Bandung, Jawa Barat. Kampus UMKM Shopee Ekspor tersebut diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada 5 Agustus 2021. Kampus ini dilengkapi berbagai fasilitas dan layanan ekstensif yang dapat dinikmati oleh semua pelaku UMKM di Jawa Barat. Para pelaku UMKM akan mendapatkan pendampingan bisnis digital dan menjadi bagian dari Program Ekspor Shopee.

Menurut Christin Djuarto, Direktur Eksekutif Shopee Indonesia, pihaknya mendukung pertumbuhan UMKM asal Jawa Barat melalui program kolaborasi UMKM Jabar Go Digital dan penyaluran perangkat komputer ke desa-desa dengan pendirian Shopee Center. Ia berharap ini akan menjadi lahan yang subur sehingga pelaku UMKM di Jawa Barat dapat bertumbuh dalam kuantitas dan kualitas untuk 'Go Digital' dan 'Go Global' bersama Shopee.

"Seperti yang sudah disampaikan Pak Ridwan Kamil, betul bahwa Shopee akan memberikan kurikulum dan kesempatan magang bagi siswa/i di Jawa Barat. Dengan adanya kerjasama ini semoga tidak hanya industri saja yang berubah ke arah digital, tetapi SDM kita juga ikut dipersiapkan menyambut tidak hanya percepatan revolusi digital, tetapi juga akselerasi untuk Go Global," tutur Christin dalam keterangan tertulis pada Liputan6.com, Jumat, 13 Agustus 2021.

Kampus UMKM Shopee Ekspor ini dilengkapi dengan fasilitas dan layanan bagi para pelaku UMKM dalam memenuhi kebutuhan bisnis melalui, edukasi bagi UMKM, pendampingan bisnis bagi UMKM dan fasilitas pendukung performa bisnis UMKM.

Program Ekspor Shopee ini juga akan terus dikembangkan dengan menambahkan jangkauan ekspor baru. Bukan hanya di kawasan Asia Tenggara seperti Thailand dan Vietnam yang telah berjalan sejak Maret lalu, tapi juga telah merambah ke Amerika Selatan, yaitu Brasil.

Program kolaborasi antara Shopee dengan Sekolah Ekspor ini turut didukung oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia dan sudah dimulai sejak awal Maret 2021.


Tips Aman Belanja di Pasar Saat Pandemi Covid-19

Infografis 7 Tips Aman Belanja di Pasar Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya