Psikiater: Beberapa Rumah Sakit Kewalahan Melayani Pasien Gangguan Kesehatan Mental

Survei Change.org dan komunitas Into The Light pada 2021 menemukan hampir 70 persen dari 5.211 partisipan mengaku tidak pernah mengakses layanan kesehatan mental dalam tiga tahun terakhir.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 15 Agu 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi gangguan kesehatan mental. (Foto: Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Survei Change.org dan komunitas Into The Light pada 2021 menemukan hampir 70 persen dari 5.211 partisipan mengaku tidak pernah mengakses layanan kesehatan mental dalam tiga tahun terakhir.

Alasan yang dominan adalah biaya layanan kesehatan mental dianggap tidak terjangkau. Walau biaya konsultasi untuk kesehatan jiwa bagi pemilik kartu BPJS gratis, hasil survei mengungkap 7 dari 10 partisipan tidak tahu tentang informasi ini.

Hasil temuan lain adalah hampir 70 persen partisipan yang pernah mengakses layanan kesehatan mental berkonsultasi secara daring.

Walau tidak banyak yang mengakses layanan kesehatan jiwa, dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ, psikiater yang aktif melayani pasien di Siloam Hospitals Bogor mengaku beberapa rumah sakit justru kewalahan untuk melayani pasien.

“Jumlah psikolog dan psikiater perlu terus ditambah untuk memenuhi kebutuhan di sini. Selain itu, pemerataan kualitas juga diperlukan, karena bisa saja kualitas layanan berkurang karena beban pekerjaan yang terlalu besar. Perlu ada sistem yang menjaga di sini,” kata Jiemi mengutip keterangan pers, Sabtu (14/8/2021).


Kunjungan di Masa Pandemi

Jiemi menambahkan, jumlah kunjungan poliklinik kesehatan jiwa juga meningkat semasa pandemi, tapi sebagian besar dari mereka sudah memiliki keluhan berat.

“Saya berasumsi banyak di antara kita terbiasa menunggu gejala yang benar-benar berat baru mencari pertolongan kepada profesional kesehatan jiwa. Hal ini karena permasalahan kesehatan jiwa masih dianggap tidak seserius permasalahan kesehatan fisik, sehingga cenderung diabaikan,” kata Jiemi.

Layanan kesehatan jiwa juga “mungkin” akan menyentuh akar rumput lebih baik jika pemerintah dan instansi terkait bisa bekerjasama dengan komunitas-komunitas terdekat agar target audiens lebih tepat, lanjutnya.

“Dengan demikian mungkin bisa memperkecil hambatan untuk mendapat layanan kesehatan jiwa.”


Tak Perlu Disembunyikan

Dalam keterangan yang sama, peneliti pascadoktoral University of Macau, Andrian Liem menyampaikan bahwa masalah kesehatan mental bukan sesuatu yang perlu disembunyikan.

“Di masa sulit seperti ini, merasa kehilangan, kesepian, tidak baik-baik saja adalah hal yang wajar dan tidak perlu disembunyikan.”

“Jika merasa tidak baik-baik saja, lebih baik mengakses layanan kesehatan jiwa lewat aplikasi daring atau BPJS Kesehatan di pelayanan kesehatan di sekitarmu. Jika tidak yakin apakah Puskesmas terdekat dari tempat tinggal kamu menyediakan layanan kesehatan jiwa, datangi langsung dan tanyakan,” katanya.


Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya