Liputan6.com, Jakarta - Facebook akhirnya meningkatkan fitur keamanan yang ada di Messenger. Melalui unggahan di blog, Facebook Messenger mengungkap telah menggulirkan opsi enkripsi end-to-end untuk panggilan video maupun suara.
Hanya seperti dikutip dari GSM Arena, Sabtu (14/8/2021), fitur ini tidak aktif otomatis, sehingga pengguna perlu mengaturnya terlebih dulu. Selain itu, agar fitur ini benar-benar dapat berjalan, lawan bicara juga perlu mengaktifkannya.
Advertisement
Menurut Facebook, kehadiran fitur ini tidak lepas dari meningkatnya jumlah panggilan video dan suara di tahun lalu. Raksasa media sosial itu mencatat ada lebih dari 150 juta panggilan video dalam sehari yang dilakukan di Messenger.
"Kami kini memperkenalkan fitur ini sehingga pengguna dapat mengamankan panggilan audio dan video dengan teknologi serupa yang ada di percakapan teks," tulis perusahaan dalam unggahannya.
Dengan adanya enkripsi end-to-end, Facebook memastikan pesan dan panggilan video yang dilakukan akan lebih aman. Jadi, tidak ada pihak lain termasuk Facebook yang dapat melihat maupun mendengarkan percakapan tersebut.
Tidak hanya enkripsi end-to-end di panggilan video dan suara, Facebook Messenger juga meningkatkan kemampuan fitur Disappearing Messages. Kini, pengguna diberi kebebasan mengatur durasi pesan terhapus secara otomatis, mulai dari 5 detik hingga 24 jam.
Selanjutnya, Facebook Messenger juga akan mulai menguji coba enkripsi end-to-end untuk chat dan panggilan dalam grup. Lalu, uji coba enkripsi end-to-end secara terbatas juga akan dilakukan pada fitur DM di Instagram di beberapa negara.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Instagram Otomatis Atur Akun Pengguna Baru di Bawah 16 Tahun Jadi Privat
Di sisi lain, Instagram memperkenalkan beberapa fitur yang bertujuan untuk membuat media sosial milik Facebook itu menjadi lebih aman bagi kelompok usia remaja.
Salah satunya adalah mereka akan secara otomatis mengatur akun pengguna baru di bawah 16 tahun (atau 18 tahun di negara tertentu) menjadi akun privat, meski mereka akan tetap memiliki opsi mengaturnya menjadi akun publik.
Dilansir The Verge, Kamis (29/7/2021), sementara bagi pengguna yang masih di bawah umur dengan akun publik, akan mendapat pemberitahuan untuk mengimbau agar mereka beralih ke akun pribadi.
Selain itu, Instagram juga memperkenalkan perubahan terhadap bagaimana iklan menargetkan pengguna di bawah 18 tahun.
Advertisement
Iklan untuk Anak di Bawah Umur
Sebelumnya, pengguna akan menjadi target iklan berdasarkan minat dan aktivitas, informasi yang dikumpulkan Facebook di seluruh web, analisis riwayat penelusuran individu, penggunaan aplikasi, dan semacamnya.
Namun, dengan adanya perubahan tersebut, pengiklan hanya bisa menargetkan pengguna di bawah 18 tahun berdasarkan usia, jenis kelamin, dan lokasi. Ini juga berlaku untuk pengguna Facebook dan Messenger.
Perusahaan juga menyebut bahwa mereka akan melakukan lebih banyak usaha demi membatasi pengguna bermasalah untuk berinteraksi dengan pengguna di bawah 16 tahun.
Mereka mengatakan dapat mengidentifikasi "perilaku yang berpotensi mencurigakan" dari suatu akun. Ini berarti, akun tersebut mungkin baru saja diblokir atau dilaporkan pengguna berusia muda.
Pengguna mencurigakan ini akan dipisahkan secara virtual dari pengguna berusia di bawah 16 tahun dan tidak akan ditampilkan pada pengguna di bawah 16 tahun di halaman Jelajahi, Reel, atau Akun yang Disarankan.
Mereka juga tidak akan melihat komentar dari pengguna di bawah 16 tahun pada postingan orang lain atau bisa mengomentari konten dari pengguna di bawah 16 tahun.
Facebook pun dilaporkan tengah mengembangkan aplikasi untuk anak-anak di bawah 13 tahun.
Kepada NBC News, Karina Newton, Head of Public Policy Instagram mengatakan bahwa aplikasi itu masih sedang dalam pengerjaan dan mereka sedang berkonsultasi dengan para ahli.
"Kami sedang mencari untuk membangun sesuatu yang menarik bagi remaja dan bekerja untuk orangtua," kata Newton.
(Dam/Ysl)