New South Wales Lockdown 7 Hari, Perang Lawan COVID-19

Kepala Pemerintahan Gladys Berejiklian.mengatakan New South Wales menghadapi situasi yang mengerikan akibat Virus Corona COVID-19 Varian Delta.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Agu 2021, 07:52 WIB
Orang-orang terlihat dengan dan tanpa masker di Circular Quay, Sydney, Selasa (6/7/2021). PM negara bagian New South Wales Gladys Berejiklian mengutarakan pihaknya akan memutuskan apakah akan memperpanjang lockdown di Sydney atau tidak yang harusnya berakhir pada 9 Juli 2021. (Bianca De Marchi/AFP)

Liputan6.com, Sydney - Negara bagian New South Wales (NSW) Australia pada Sabtu 14 Agustus 2021 mengumumkan lockdown atau karantina wilayah yang berlaku selama tujuh hari karena pandemi Virus Corona COVID-19.

Karantina wilayah tersebut dimulai pada Sabtu 14 Agustus malam. Sekolah-sekolah tutup setidaknya selama seminggu.

"Ini benar-benar perang," kata kepala pemerintahan negara bagian itu, Gladys Berejiklian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (15/8/2021).

"Varian delta sangat menular," imbuh Gladys Berejiklian.

Per Sabtu, negara bagian itu mencatat 466 kasus baru dan empat kematian, terburuk semasa pandemi Virus Corona COVID-19.

Berejiklian mengatakan New South Wales menghadapi 'situasi yang mengerikan.'

"Kita perlu menganggap virus ini ada di mana-mana, setiap saat. … Dokter dari seluruh New South Wales kelelahan dan khawatir akan komunitas mereka. Sistem kesehatan pedesaan dan regional yang sudah rapuh tidak akan mampu mengatasi peningkatan kasus," kata Ketua Ikatan Dokter Australia - New South Wales, Dr. Danielle McMullen, dalam pernyataannya. 

Pembatasan Lebih Ketat

Mengutip Xinhua, NSW merupakan wilayah Australia yang paling parah dilanda wabah COVID-19 saat ini. 466 kasus lokal baru per Sabtu merupakan angka tertinggi baru dan lonjakan hampir 20 persen dibanding 390 kasus yang tercatat pada Jumat 13 Agustus.

Negara bagian tersebut juga melaporkan empat kematian, sehingga total kematian akibat COVID dalam wabah terbaru itu menjadi 43. Menghadapi situasi yang memburuk, pihak berwenang mengumumkan beberapa pembatasan yang lebih ketat.

Mulai Senin 16 Agustus, radius pergerakan warga di Greater Sydney dan sekitarnya dikurangi dari 10 km menjadi 5 km. Selain itu, mulai 21 Agustus, orang yang ingin bepergian ke wilayah NSW harus memiliki izin. Orang-orang yang melanggar aturan COVID-19, seperti isolasi mandiri, berbohong soal izin, atau berbohong tentang pelacakan kontak, akan diganjar denda di tempat yang sudah naik menjadi 5.000 dolar Australia (1 dolar Australia = Rp10.585).

Sementara itu, orang yang tidak mematuhi aturan olahraga di luar ruangan yang dibatasi maksimal dua orang, atau memasuki wilayah NSW untuk mengecek real estatw dan bepergian, akan didenda 3.000 dolar Australia. Warga di daerah-daerah yang menjadi perhatian pemerintah setempat itu tidak diizinkan keluar rumah untuk berekreasi di luar ruangan, misalnya berkumpul di taman ataupun di luar toko atau kafe yang memberikan layanan takeaway.

Kepala Pemerintahan NSW Gladys Berejiklian mengatakan personel kepolisian akan lebih banyak dikerahkan, terutama di daerah-daerah yang menjadi perhatian pemerintah setempat, untuk menindak para pelanggar upaya pembatasan. Tambahan 500 personel Pasukan Pertahanan Australia (Australian Defence Force/ADF) juga akan bergabung dengan mereka yang sudah berada di NSW untuk membantu kepolisian setempat memastikan kepatuhan masyarakat terhadap pembatasan tersebut.

"Kenaikan denda dan peningkatan pengerahan personel polisi itu adalah untuk memastikan orang-orang yang melakukan kesalahan ditangkap dan diberi hukuman yang semestinya," katanya.

Sang kepala pemerintahan juga memperpanjang masa karantina wilayah (lockdown) di Armidale, sebuah daerah di NSW bagian utara, untuk mencegah penyebaran COVID-19.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Banyak Orang Kehilangan Pekerjaan

Ilustrasi Orang Produktif Credit: pexels.com/pixabay

Sebelumnya, sebanyak 300 ribu orang diperkirakan terancam kehilangan pekerjaan akibat lockdown di New South Wales (NSW), Australia. NSW sedang melakukan lockdown, bahkan memperluas kebijakan itu.

Commonwealth Bank di Australia menyebut tingkat pengangguran akan terdampak parah akibat kebijakan pembatasan tersebut.

"Ketenagakerjaan akan turun secara signifikan selama beberapa bulan ke depan akibat lockdown di Greater Sydney, kami memperkirakan ketenagakerjaan turun 300 ribu di NSW," ujar kepala ekonomi Australia di Commonwealth Bank, Gareth Aird, seperti dilansir yahoo!finance, Rabu (28/7/2021).

Angka pengangguran itu diperkirakan akan muncul di survei kerja pada Agustus mendatang. Meski begitu, Gareth Aird berkata angka pengangguran ini akan sementara saja seperti tahun lalu. 

Commonwealth Bank kini memprediksi tingkat pengangguran di Australia mencapai 5,2 persen di akhir 2021. Angka itu turun dari harapan sebelumnya, yakni 4,5 persen. Hal itu disebabkan target vaksin COVID-19 yang belum selesai, tetapi situasi pandemi kembali fluktuatif.

"Situasi COVID-19 terutama di NSW telah secara signifikan mengubah lanskap ekonomi dalam jangka dekat," jelas Aird.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya