Aliran Dana Investor Asing Masih Berpotensi Masuk ke Pasar Modal Indonesia

Investor asing mencatatkan aksi beli sepanjang tahun berjalan 2021. Investor asing beli saham mencapai Rp 18,19 triliun.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Agu 2021, 09:30 WIB
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Aliran dana investor asing diprediksi masih berpotensi tetap masuk ke pasar modal Indonesia. Hal ini seiring saham kapitalisasi besar dengan kinerja baik masih lesu.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (15/8/2021), investor asing jual saham selama sepekan pada 9-13 Agustus 2021. Aksi jual investor asing mencapai Rp 713,34 miliar selama sepekan.  Pada pekan lalu, investor asing masih catatkan aksi beli Rp 1,2 triliun.

Investor asing mencatatkan aksi beli sepanjang tahun berjalan 2021. Investor asing beli saham mencapai Rp 18,19 triliun.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie W.Prasetio menuturkan, investor asing yang kembali masuk ke bursa saham pada awal Agustus karena pasar modal Indonesia masih berada pada valuasi menarik. Bila dibandingkan dengan indeks bursa negara lainnya yang sudah naik cukup tinggi.

Ia menuturkan, hal tersebut juga didukung dari grafik kasus COVID-19 di Indonesia mulai menurun terutama setelah kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sebelumnya. Penambahan kasus positif COVID-19 mencapai 28.598 kasus dalam 24 jam terakhir hingga 14 Agustus 2021.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 juga naik 7,07 persen (YoY). Hal ini, menurut Frankie cukup baik sebagai indikasi perbaikan dan pemulihan ekonomi di Indonesia yang tentu bakal terefleksi pada kinerja emiten.

“Hal ini juga diproyeksikan bahwa investor asing masih berpeluang untuk tetap masuk ke pasar modal. Terutama banyak saham-saham terutama berkapitalisasi besar dengan kinerja yang baik masih cenderung lesu,” ujar Frankie saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (15/8/2021).

Ia menargetkan, IHSG dapat menyentuh posisi 6.300 hingga akhir tahun 2021. Hal tersebut didukung jika investor asing yang masuk dan kenaikan harga saham yang berkaitan dengan digital antara lain perbankan digital, logistik dan transportasi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sentimen yang Perlu Dicermati

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sedangkan hal yang perlu dicermati, menurut Frankie masih dari isu penambahan kasus COVID-19. Apalagi dengan ada varian delta COVID-19. Ia mengharapkan pada 2021, jumlah kasus COVID-19 dapat tertekan dan tren menurun.

Namun, jika penambahan kasus positif COVID-19 kembali naik, kebijakan PPKM dapat kembali diberlakukan. "Hal ini memang bakal mempengaruhi ekonomi kembali, juga bisa berimbas ke pasar modal. Ekonomi baru saja kembali pulih dari kebijakan PPKM kemarin,” ujar dia.

Ia mengatakan, PPM merupakan hal yang perlu dilakukan meski dampak PPKM memang cukup signifikan dalam menurunkan daya beli masyarakat dan ekonomi. Akan tetapi, dalam jangka pendek demi pemulihan ekonomi setelahnya.


Sektor Saham Pilihan

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Adapun untuk rekomendasi saham, Frankie menuturkan dapat mempertimbangkan saham-saham kapitalisasi besar, likuiditas tinggi dan kinerja stabil. Akan tetapi, harga saham belum naik tinggi.

Untuk sektor consumer goods, Frankie menyebutkan dapat mempertimbangkan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Sedangkan sektor perbankan, ia memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank Tabungan Negara Tbk. Sedangkan sektor tambang antara lain PT Bayan Resources Tbk, PT Bukit Asam Tbk dan PT United Tractors Tbk.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya