Pesan Gubernur di HUT Jateng: Diobong Ora Kobong Disiram Ora Teles

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak masyarakat Jawa Tengah untuk saling menguatkan di masa pandemi COVID-19 ini. Ganjar mengingatkan bahwa masa-masa berat seperti ini juga pernah dilewati nenek moyang tanpa menyerah.

oleh nofie tessar diperbarui 15 Agu 2021, 11:06 WIB
Ganjar dalam upacara peringatan Hari Ulang Tahun Provinsi Jawa Tengah ke 71, di Halaman Kantor Pemprov Jateng, Minggu (15/8). (Foto:Dok.Pemprov Jateng)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak masyarakat Jawa Tengah untuk saling menguatkan di masa pandemi COVID-19 ini. Ganjar mengingatkan bahwa masa-masa berat seperti ini juga pernah dilewati nenek moyang tanpa menyerah.

Hal itu disampaikan Ganjar dalam upacara peringatan Hari Ulang Tahun Provinsi Jawa Tengah ke 71, di Halaman Kantor Pemprov Jateng, Minggu (15/8). Menurut Ganjar, nenek moyang telah memberi contoh dengan keterbatasannya menolak kalah dari wabah.

“Semua bergerak dan berusaha, berikhtiar sekuat-kuatnya, sebisa-bisanya. Ibarat pepatah Jawa “Diobong ora kobong, disiram ora teles”. Bahwa seberat apapun cobaan hidup, kita harus kuat dan tangguh menghadapinya,” ujar Ganjar.

Ganjar mengatakan di masa-masa yang berat ini kesadaran peran sangat penting. “Jika kita sadar bahwa aparatur sipil negara harus melayani, maka beri pelayanan terbaik pada masyarakat dengan ikhlas dan tidak mengeluh. Karena ini bukan kerjaan yang sekali selesai, jadi jangan cepat merasa puas dengan yang sudah kita lakukan,” kata Ganjar.

 

(Foto:Dok.Pemprov Jateng)

Maka, lanjut Ganjar, seluruh pihak harus saling menguatkan. Gerakan saling menguatkan ini caranta tidak melulu dengan melakukan hal-hal yang besar.

“Kita bisa mulai dengan menyisihkan rezeki untuk jajan, sekadar membeli makanan kecil di warung tetangga atau teman. Ini mungkin kecil bagi kita tapi bagi warga manfaatnya sangat besar,” ujar Ganjar.

Tak hanya saling menguatkan, Ganjar juga menegaskan gerakan Saling Eling lan Ngelingke. Mengingatkan tentang pentingnya protokol kesehatan. Termasuk mengingatkan yang menolak vaksin untuk mau divaksin.

Selain itu, lanjut Ganjar, juga saling mengingatkan untuk menguatkan satu sama lain. Tidak hanya dari aparatur ke masyarakat. Tapi juga antar aparatur sendiri di setiap instansi dan semua level. Hal ini lah yang mendasari dimulainya Rembug Desa.

“Sebuah ikhtiar kolaborasi antara Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan para Kepala Desa. Karena kita sadar para kades dan perangkatnya adalah perwira yang ada di garis depan perlawanan pandemi,” ujarnya.

 

(Foto:Dok.Pemprov Jateng)

Dalam keadaan ini, Ganjar meminta kepada seluruh pihak agar tidak saling menjatuhkan atau berpangku tangan. Ganjar mendorong semua pihak bertanggungjawab dan tak saling lempar kewenangan.

“Saat ini kita sedang berjuang untuk kemanusiaan, bukan untuk pamer jabatan apalagi membanggakan kekuasaan. Jika kesadaran peran ini benar-benar jumbuh ing manah panjenengan, insyaallah, kita semua akan jadi generasi tangguh,” tegas Ganjar.

Di usia ke 71 tahun ini, lanjut Ganjar, diharapkan jadi momen tepat untuk meningkatkan kesadaran dan meningkatkan kemampuan untuk mewujudkan Jawa Tengah Tangguh.

“Maka ayo, siapkan diri kita, siapkan pikiran, jiwa dan raga kita untuk memasuki era baru. Semoga kita selalu diberi kesehatan dan kekuatan,” tandasnya.

Upacara dilakukan dengan protokol kesehatan ketat dan peserta terbatas. Selain forkopimda Jateng, Ganjar juga mengundang sejumlah kalangan atau kelompok Mulai dari relawan, penyintas COVID-19, Nakes hingga petugas pemulasaraan sebagai apresiasi terhadap mereka yang terlibat langsung berkontribusi pada penanganan Pandemi COVID-19.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya