Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia mulai melonggarkan pembatasan akibat COVID-19 di sektor ekonomi.
Hal ini ditandai dengan dibukanya banyak bisnis di Malaysia. Banyak perusahaan mulai membuka operasi pada Senin (16/8).
Advertisement
Pembatasan yang dilonggarkan mengikuti "tanda-tanda positif awal" bahwa program vaksinasi nasional membuahkan hasil, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis di halaman Facebook-nya, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Minggu (15/8/2021).
Dia mencatat bahwa tingkat penerimaan pasien COVID-19 ke rumah sakit di semua kelompok umur mulai menurun. Seperti di Lembah Klang dan di beberapa daerah lainnya.
PM Malaysia mengatakan, data menunjukkan penurunan jumlah kasus yang membutuhkan dukungan rumah sakit di daerah di mana lebih dari 40 persen populasi orang dewasa divaksinasi lengkap.
Dia juga mengatakan, situasi di unit gawat darurat rumah sakit di Lembah Klang telah "membaik".
Dimana, jumlah pasien di bangsal darurat berkurang dari 909 pada 31 Juli menjadi 239 pasien pada 13 Agustus 2021.
Mengingat perbaikan ini dan dengan mempertimbangkan data penilaian risiko, Muhyiddin mengatakan pemerintah telah memutuskan untuk mengizinkan lebih banyak bisnis untuk melonggarkan pembatasan di sektor ekonomi mulai Senin (16/8).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasus Harian COVID-19 di Malaysia Tembus 20 Ribu Pada 5 Agustus 2021
Kasus harian COVID-19 di Malaysia pada Kamis, 5 Agustus melonjak hingga 20.596. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur pun terus melakukan pemantauan terhadap kondisi warga negara Indonesia (WNI) di Malaysia.
"Kondisi pandemi COVID-19 di Malaysia saat ini masih terus menunjukkan tren kasus baru yang cukup tinggi," ujar Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kuala Lumpur, Yoshi Iskandar, Jumat (6/8/2021).
Dia mengatakan, dalam dua pekan terakhir, kasus baru berada di atas angka 10 ribu dan mencapai puncaknya pada Kamis setelah sehari sebelumnya mencapai rekor 19.819 kasus.
"Di sisi lain, pemerintah Malaysia terus mendorong peningkatan vaksinasi cukup masif kepada warga, hingga saat ini mencapai pemberian vaksin untuk total dosis satu dan dosis dua telah mencapai 20,01 juta orang lebih," katanya.
Dia mengatakan, kecenderungan terjadinya peningkatan jumlah kematian WNI didasarkan atas penerbitan surat kematian pada semester pertama yang meningkat 30 persen dari tahun sebelumnya. "KBRI juga terus memantau informasi dari warga dan ormas (organisasi massa) atau paguyuban tentang WNI yang terpapar COVID-19," ungkap Yoshi.
Advertisement