Ingin Investasi Reksa Dana Saham? Simak Dulu Kiat Memilihnya

Berinvestasi di reksa dana saham menawarkan peluang pertumbuhan yang tinggi, tetapi juga memiliki tingkat volatilitas atau risiko naik-turunnya harga yang sangat tinggi.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 15 Agu 2021, 17:58 WIB
Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Reksa dana saham dinilai menjadi pilihan untuk mulai masuk terutama bagi investor jangka panjang dan berprofil agresif. Hal ini didukung dari potensi pemulihan ekonomi Indonesia.

Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Freddy Tedja menuturkan, kabar positif datang dari ekonomi Indonesia yang akhirnya keluar dari resesi ekonomi. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan positif 7,07 persen year on year (YoY) pada kuartal II 2021.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi dibandingkan sejumlah negara di Asia lainnya, seperti India sebesar 1,6 persen, Korea Selatan sebesar 5,69 persen dan Jepang -1,6 persen.

"Menilik peluang potensi pemulihan ekonomi lebih lanjut di tengah program vaksinasi yang terus dipercepat, reksa dana saham dapat menjadi pilihan di periode yang sesuai sebagai entry point seperti saat ini, terutama bagi investor jangka panjang dan atau berprofil agresif,” ujar  Freddy Tedja dalam keterangan tertulis, Minggu (15/8/2021).

Freddy pun membagikan kiat untuk memilih reksa dana saham, yuk simak ulasannya:

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


1.Sesuaikan dengan tujuan investasi

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Freddy Tedja mengatakan, langkah awal yang harus dilakukan sebelum memilih reksa dana saham adalah memastikan kapan dana investasi ini akan dimanfaatkan. 

Berinvestasi di reksa dana saham memang menawarkan peluang pertumbuhan yang tinggi, tetapi juga memiliki tingkat volatilitas atau risiko naik-turunnya harga yang sangat tinggi. 

"Jadi, silakan manfaatkan reksa dana saham untuk memenuhi tujuan keuangan dalam jangka waktu 10 tahun mendatang atau lebih; misalnya untuk persiapan pensiun," ujar dia.

Ia menambahkan, untuk investor dengan profil risiko moderat atau memiliki horizon investasi jangka menengah, sedikit porsi reksa dana saham tetap bisa dimanfaatkan sebagai booster untuk menggenjot kinerja portofolio investasi secara keseluruhan.

"Misalkan 10 persen dari komposisi portofolio kita ditempatkan di reksa dana saham,” kata dia.

Freddy mengatakan, sisanya bisa ditempatkan di investasi lainnya yang risikonya cenderung lebih rendah, seperti reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang.


2.Pilih perusahaan Manajer Investasi yang terpercaya

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)

Freddy menuturkan, manajer Investasi (MI) memiliki peranan yang sangat penting dalam mengelola dana investasi para investor reksa dana.

"Oleh karena itu, kita harus mencari tahu rekam jejak MI yang akan mengelola dana kita.  Cek legalitas MI di situs OJK (https://reksadana.ojk.go.id/Public/ManajerInvestasiList.aspx),”  ujar dia.

Ia mengatakan, calon investor dan investor juga bisa memeriksa rekam jejak MI melalui situs perusahaan MI maupun beragam artikel berita. 

"Selain itu, ada baiknya untuk mengetahui perusahaan yang terafiliasi dengan MI tersebut, para profesional di dalamnya, serta tata kelola perusahaan yang diterapkan di MI tersebut,” kata dia.


3.Cari tahu strategi pengelolaan

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)

Ada banyak reksa dana saham yang bisa dipilih, masing-masing reksa dana saham memiliki strategi pengelolaan.

Ada yang menggunakan tema investasi berdasarkan kapitalisasi pasar, syariah, konvensional, ESG, dan lain sebagainya), atau berdasarkan sektor tertentu (infrastruktur, teknologi, dan lain lain), atau pun dari cara strategi pengelolaan.

"Kita harus mendapat informasi lengkap mengenai hal tersebut, memilih yang paling sesuai dengan tujuan investasi kita,” kata dia.


4.Perhatikan konsistensi kinerja reksa dana untuk periode menengah panjang

Ilustrasi pendanaan, investasi, dolar. Kredit: pasja1000 from Pixabay

Salah satu faktor yang penting diperhatikan adalah peringkat dan konsistensi kinerja reksa dana.  Beberapa perusahaan domestik maupun global mengadakan pemeringkatan reksa dana.

"Salah satu perusahaan pemeringkat yang terpercaya adalah Morningstar Rating,” ujar dia.

Perusahaan pemeringkat global ini memberikan rating bintang 1-5 terhadap produk dengan usia minimal 3 tahun yang telah melalui proses perhitungan berdasarkan Morningstar Risk-Adjusted Return yang meliputi kinerja bulanan produk dan konsistensi kinerja produk. Walaupun tidak selalu harus digunakan, rating tersebut dapat melengkapi pertimbangan dalam memilih reksa dana.

Sebagai contoh, reksa dana Manulife Saham Andalan (MSA) dan Manulife Greater Indonesia Fund (MGIF) yang memperoleh rating bintang 5 dari Morningstar Rating pada Juni 2021. 

Reksa dana MSA memiliki imbal hasil sebesar 27,43 persen YTD Juli 2021, jauh di atas tolok ukurnya yaitu IDX80 yang -12,25 persen. 

Sedangkan reksa dana MGIF memberikan imbal hasil 24,22 persen YTD per Juli 2021, melebihi tolak ukurnya yaitu IDX80 dalam USD yang -14,78 persen.

Freddy menuturkan, di tengah potensi pertumbuhan perekonomian Indonesia yang positif, peluang investasi pada reksa dana saham dapat dimanfaatkan oleh masyarakat investor yang forward looking. Selain itu, mencermati risiko saat ini tetapi pada saat yang sama juga menangkap peluang jangka panjang. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya