Ada 15 WNI di Afghanistan Saat Taliban Kuasai Kabul, Bagaimana Nasib Mereka?

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani bahkan masuk daftar orang yang meninggalkan negara tersebut saat Taliban bergerilya. Bagaimana dengan warga negara Indonesia (WNI)?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 16 Agu 2021, 13:25 WIB
Pejuang Taliban berpatroli dalam Kota Ghazni, barat daya Kabul, Afghanistan, Kamis (12/8/2021). Taliban mengonfirmasi telah merebut Kota Ghazni menurut sebuah pernyataan yang diposting oleh juru bicara kelompok militan tersebut di media sosial. (AP Photo/Gulabuddin Amiri)

Liputan6.com, Kabul - Kondisi Afghanistan terkini kian genting. Taliban sudah merambah Kabul dan menduduki istana presiden. Sejumlah diplomat asing, warga negara asing dan warga di sana telah pergi meninggalkan negara tersebut.

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani masuk daftar orang yang meninggalkan negara tersebut. Bagaimana dengan warga negara Indonesia (WNI)?

"Hingga saat ini terdapat 15 WNI yang telah melaporkan keberadaannya di Afghanistan dan semua dalam kondisi baik dan aman. Mereka antara lain bekerja sebagai ekspatriat, bekerja di Badan PBB dan menikah dengan warga negara setempat," ujar KBRI Kabul dalam pernyataannya seperti dikutip Senin (15/8/2021).

"Keselamatan dan kesehatan WNI termasuk staf KBRI menjadi prioritas utama," imbuh pihak KBRI lagi.

Selain itu, pihak KBRI Kabul juga menyatakan tengah menyiapkan upaya terbaik untuk para WNI di Afghanistan.

"Mengantisipasi eskalasi situasi, Kemlu dan KBRI Kabul telah adakan town hall meeting secara virtual pad tanggal 14 Agustus 2021 dengan para WNI yang menetap di Afganistan untuk memonitor kondisi dan menjelaskan langkah langkah persiapan evakuasi," papar pihak KBRI.

Sementara itu, misi diplomatik Indonesia di Kabul masih beroperasi. Belum terdapat rencana pemerintah untuk menutup misi tersebut. Misi akan dioperasikan oleh staf esensial, yang terdiri dari unsur diplomat maupun unsur keamanan.

Saat ini pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan KBRI Kabul terus memantau perkembangan eskalasi keamanan di Afghanistan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Saran Jusuf Kalla untuk Indonesia Bantu Afghanistan

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (JK) meminta partisipasi masyarakat dan pengusaha memerangi COVID-19 yang semakin meninggi di Indonesia, terutama di wilayah DKI Jakarta di sela sela perayaan HUT PMI ke-75 di Markas Pusat PMI, Jakarta, Kamis (17/9/2020). (Tim Komunikasi Jusuf Kalla/JK)

 Mantan wakil presiden Jusuf Kalla ikut memberikan komentarnya terkait kelompok militan Taliban yang telah menguasai kota Kabul dan menduduki Istana Kepresidenan. 

"Peristiwa di Afghanistan itu hampir di luar perkiraan semua orang, bahwa tidak secepat itu Taliban masuk ke Kabul," ujar JK melalui press briefing online pada Senin (16/8/2021).

Hal ini membuat pemerintah Afghanistan sulit memperkirakan bahwa Kabul akan jatuh ke tangan Taliban. 

Selain itu, Jusuf Kalla pun memberikan saran yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia sebagai bantuan diplomatik untuk Afghanistan. 

"Yang mereka butuhkan saat ini tentu pengakuan sebagai negara ya," ungkap JK. 

Diketahui, Taliban memasuki wilayah Kabul pada Minggu (15/8) waktu setempat.

Stasiun televisi Al Jazeera kemudian menunjukkan cuplikan terkait keberadaan Taliban di istana kepresidenan, dengan puluhan anggota bersenjatanya.

Taliban juga mengatakan mereka telah menguasai sebagian besar distrik di sekitar pinggiran ibu kota.

 Selengkapnya di sini...

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya