Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, mundur dari jabatannya pada Senin (16/8/2021). Kabinetnya juga sudah bubar.
Hari ini adalah hari terakhir ia menjabat sebagai PM Malaysia, meski ia masih akan menjadi PM interim.
Advertisement
Dalam pidatonya, Muhyiddin berkata penangangan COVID-19 di Malaysia gagal, meski ia mendorong program ekonomi dan vaksinasi. Ia menuding ada pihak-pihak yang mencari kekuasaan.
"Ikhtiar ini tidak berhasil. Disebabkan ada pihak yang rakus untuk merebut kuasa daripada mengutamakan nyawa dan kehidupan saudara-saudari sekalian," ujar PM Yassin dalam konferensi pers nasional, Senin siang.
PM Yassin berkata memimpin ketika negaranya, dan dunia, sedang mengalami krisis kesehatan dan ekonomi yang belum pernah ada sebelumnya. Pada saat yang sama, ia juga diterjang masalah politik.
Ia juga berkata prinsipnya dipojokkan oleh kleptokrat. Muhyiddin tak menyebut detail permasalahan, tetapi ia menyebut ogah memengaruhi badan hukum dan negara untuk mempertahankan kekuasaan.
"Saya bisa mengambil jalan mudah dengan saya mengorbankan prinsip saya untuk kekal sebagai perdana menteri, tetapi saudara-saudari tahu itu bukan pilihan saya," ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sudah Temui Raja Malaysia
Menurut laporan Channel News Asia, PM Muhyiddin sudah menemui Raja Malaysia. Keputusan mundurnya lantas direstui.
Muhyiddin pertama menjabat pada Maret 2020. Jabatannya masih berumur 1,5 tahun.
Ia menjabat setelah bermanuver melawan Pakatan Harapan serta Mahathir Mohamad. Koalisi yang ia bangun cukup kuat, namun kini sudah pincang setelah UMNO meninggalkan koalisi pada Juli 2021.
Mundurnya UMNO dari koalisi Aliansi Nasional membuat Muhyiddin kekurangan mayoritas di parlemen sehingga kekuasaannya terjegal.
Advertisement