Gedung Putih Bungkam Saat Taliban Kuasai Afghanistan

Presiden AS Joe Biden maupun jubir Gedung Putih Jen Psaki sedang liburan ketika Taliban menguasai Afghanistan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 16 Agu 2021, 18:55 WIB
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Partai Demokrat, Joe Biden dan Kamala Harris melepaskan masker saat berbicara di atas podium di Alexis Dupont High School di Wilmington, Rabu (12/8/2020). Keduanya tampil perdana di depan publik sebagai pasangan capres-cawapres. (AP Photo/Carolyn Kaster)

Liputan6.com, Washington, DC - Gedung Putih sedang liburan ketika pasukan Taliban menguasai Afghanistan pada akhir pekan kemarin. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden hingga juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, kompak liburan. 

Presiden Joe Biden diketahui berada di Delaware. Sementara, Jen Psaki juga berkata sedang tidak bekerja selama sepekan.

"Saya akan keluar kantor dari tanggal 15 Agustus-22 Agustus," tulis pesan auto-reply dalam email Jen Psaki, dilaporkan Fox News, Senin (16/8/2021). 

Wakil Presiden Kamala Harris juga tak diketahui di mana lokasinya. Twitter @KamalaHarris juga tak memberikan status baru sejak 14 Agustus kemarin. 

Hingga kini, Joe Biden belum memberikan konferensi pers terkait situasi di Afghanistan.

Di lain pihak, mantan Presiden AS Donald Trump sudah mengkritik gagalnya Biden dalam mengurus situasi di Afghanistan. Ia menyebut AS telah kalah, dan menuntut Joe Biden agar mundur.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Presiden Afghanistan Melarikan Diri

Pejuang Taliban menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Taliban menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu. (AP Photo/Zabi Karimi)

Presiden Ashraf Ghani mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan di Facebook bahwa ia telah meninggalkan Afghanistan.

Dikutip dari AFP, Senin (16/8/2021) Presiden Ghani mengatakan bahwa dia telah meninggalkan negara itu pada Minggu (15/8) untuk "mencegah pertumpahan darah," ketika Taliban memasuki wilayah Ibu Kota Kabul. 

Dalam pernyataannya, Ghani mengatakan bahwa dirinya percaya "patriot yang tak terhitung jumlahnya akan menjadi martir dan kota Kabul akan hancur" jika dia tetap berada di di sana.

"Taliban telah menang dengan penghakiman pedang dan senjata mereka, dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pertahanan diri warga negara mereka," kata Ghani.

"Mereka sekarang menghadapi ujian sejarah baru. Entah mereka akan mempertahankan nama dan kehormatan Afghanistan atau mereka akan memprioritaskan tempat dan jaringan lain," tambahnya.

Ghani tidak mengungkap lokasi keberadaannya saat ini, tetapi sebuah media terkemuka Afghanistan, Tolo News, menyebut dia pergi ke Tajikistan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya