Sempat Berseberangan Politik, Prabowo: Bung Karno Pemersatu dan Pembawa Kemerdekaan

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan, keluarganya sempat berseberangan pandangan politik dengan Presiden Sukarno atau Bung Karno.

oleh Ika Defianti diperbarui 16 Agu 2021, 19:11 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/11/2019). Rapat perdana Komisi I bersama Menhan Prabowo ini membahas rencana kerja dan anggaran Kementerian Pertahanan Tahun 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan, keluarganya sempat berseberangan pandangan politik dengan Presiden Sukarno atau Bung Karno.

Kendati begitu, Prabowo tetap menghormati Bung Karno sebagai salah satu pihak yang dapat menyatukan perbedaan dan membawa Indonesia merdeka.

"Banyak yang tahu, bahwa sebenarnya keluarga saya, orang tua saya berseberangan dengan Bung Karno. Tetapi orang tua saya Pak Sumitro selalu mengajarkan kepada saya walaupun berseberangan secara politik, tetapi secara hakiki Bung Karno adalah pemersatu bangsa, Bung Karno adalah yang membawa kita kepada kemerdekaan," kata Prabowo dalam YouTube CSIS Indonesia, Senin (16/8/2021).

Dia menyatakan, banyak perbedaan yang terjadi di Indonesia, mulai dari bahasa daerah, budaya, hingga agama yang dianut oleh masyarakat. Namun, Bung Karno dapat menyatukan hal itu.

"Bahwa pendiri-pendiri bangsa kita, menurut pandangan saya, menurut keyakinan saya mereka adalah salah satu bisa dikatakan the best generation of our country, the are the founding fathers, mereka adalah generasi pembebas," papar Prabowo.


Pancasila

Bahkan, menurut Prabowo, Indonesia tidak menggunakan bahasa mayoritas sebagai bahasa kebangsaan.

"Bapak pendiri bangsa kita melahirkan, menghasilkan suatu falsafah hidup ideologis pemersatu Pancasila. Justru dalam Pancasila ini mayoritas yang beragama mayoritas juga tidak memaksakan agamanya menjadi agama resmi di negara," ucap dia.

Prabowo mengatakan, banyak negara di luar yang saat ini masih memperebutkan bahasa resminya. Bahkan hal tersebut terjadi perang saudara.

"Keberhasilan suatu negara, keberhasilan suatu sistem ideologi itu hanya satu ujiannya yaitu bisa enggak membawa kehidupan yang lebih baik bagi rakyat nya," jelas Prabowo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya