Cerita Unik Mulai Perumusan hingga Mencoba Menghidupkan Kembali Naskah Proklamasi

Perumusan Naskah Proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda menjelang malam 17 Agustus 1945.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 16 Agu 2021, 19:48 WIB
Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Perumusan Naskah Proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda menjelang malam 17 Agustus 1945.

Rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda terletak di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat hingga akhirnya dijadikan museum pada 24 November 1992.

Ruang pertemuan di rumah ini menjadi saksi bisu dari pembuatan naskah Proklamasi. Ketiga tokoh diizinkan menggunakan ruangan ini pada pukul 22.00 WIB.

"Setelah Maeda mengizinkan untuk meminjamkan rumah ini dipakai, ia langsung menuju ke lantai atas. Proses perumusan dan penulisan naskah proklamasi tidak ada campur tangan orang Jepang, hanya benar-benar tiga tokoh tadi," dikutip Antara.

Kemudian dibuatkan Museum Naskah Proklamasi dengan menggunakan Augmented Reality (AR) dengan tujuan menghidupkan kembali Naskah Proklamasi.

Museum Naskah Proklamasi kini dilengkapi dengan teknologi digital. Dengan tiap ruangan memiliki beberapa titik yang dapat diakses melalui aplikasi yang akan menampilkan visual dan narasi yang bisa dinikmati secara real-time.

"Pada 24 November 1992, gedung ini akhirnya ditetapkan sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Musnaprok) karena memiliki nilai sejarah tinggi atas kemerdekaan bangsa Indonesia," kata staf sekaligus edukator di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, dikutip Antara.

Berikut deretan keunikan naskah proklamasi dari perumusan hingga mencoba kembali menghidupkan yang dihimpun Liputan6.com:

 


Perumusan Naskah Proklamasi

Naskah Asli Proklamasi Ditemukan di Tempat Sampah

Perumusan Naskah Proklamasi kala itu, umat Islam tengah menjalankan ibadan puasa Ramadahan.

Sayuti Melik yang bertugas untuk mengetik naskah proklamasi yang sudah di buat oleh ketiga tokoh tersebut.

Naskah Proklamasi disusun hanya dalam waktu singkat. Soekarno-Hatta serta Ahmad Soebardjo mendiskusikan tentang naskah proklamasi di rumah Maeda.

“Aku persilahkan Bung Hatta menyusun teks ringkas itu sebab bahasanya kuanggap yang terbaik. Sesudah itu kita persoalkan bersama-sama. Setelah kita memperoleh persetujuan, kita bawa ke muka sidang lengkap yang sudah hadir lengkap,” ungkap Sukarno seperti dikutip Hatta dalam memoarnya.

“Apabila aku mesti memikirkan, lebih baik Bung menuliskan, aku mendiktekan,” jawab Hatta.

Pada intinya para tokoh tersebut menyepakati kalimat pertama yang berbunyi: “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.”

Hatta mengangap kalimat tersebut kurang memadai. Dia menyusupkan soal “cara menyelenggarakan” revolusi nasional. Maka bunyi kalimat itu : “Hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.”

Kemudian teks tersebut di ketik oleh Sayuti Melik didampingi Sukarni dari tulisan tangan Sukarno.

Usai diketik, pukul 04.00 naskah tersebut di bawa ke para hadirin untuk di bacakan dan mendapat persetujuan.

 


Naskah Proklamasi Asli Ditemukan di Tempat Sampah

Siswa SDN Menteng Atas 05 Pagi mengamati replika naskah Proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Menteng, Jakarta, Selasa (20/8/2019). Kunjungan tersebut merupakan bentuk pendidikan sekaligus pengenalan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia sejak usia dini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Naskah asli Proklamasi disimpan baik oleh Burhanuddin Mohammad Diah. Diah menemukan naskah Proklamasi tersebut berada di tempat sampah rumah Laksamana Maeda pada 17 Agustus 1945 dini hari.

Burhanuddin Mohammad Diah menyerahkan naskah Proklamasi asli kepada Presiden Soeharto. Kemudian naskah asli tersebut disimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia hingga sekarang.

Keadaan naskah proklamasi ini dalam keadaan baik dan terawat walaupun ada kerusakakan 15 lubang yang dimakan serangga, dan juga warna kertas menjadi kuning kecoklatan.

 


Naskah Proklamasi Asli Dipinjam Istana HUT ke-75 RI

Replika proses pembuatan naskah proklamasi di Munasprok. (liputan6.com/Novi Thedora)

Peringatan HUT ke-75 RI di Istana Merdeka, Senin 17 Agustus 2020 memperlihatkan naskah Proklamasi yang asli.

Setelah selesai untuk keperluan pelaksanaan HUT RI, naskah Proklamasi Asli di serahkan kembali ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

“Alhamdulillah pada kesempatan pagi hari ini, kami bisa menyerahkan kembali secara utuh kepada ANRI naskah Proklamasi yang kami pinjam sementara untuk keperluan pelaksaan HUT RI,” kata Kepala Biro Administrasi Sekretariat Presiden Ucu di Gedung O, ANRI, Selasa 18 Agustus 2020.

Dia menuturkan, naskah asli Proklamasi bernilai sejarah luar biasa, karena itu wajib dijaga keasliannya dan keberadaannya.

 


Menghidupkan Kembali Naskah Proklamasi dengan Teknologi Augmented Reality

Pengunjung melintasi replika Naskah Proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Minggu (18/8/2019). Museum ini menjadi tempat perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan RI. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Museum Naskah Proklamasi menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) dengan tujuan menghidupkan kembali cerita sejarah yang sudah diterapkan sejak 2014.

“Sudah banyak kok orang yang tahu soal ini, tapi memang belum semuanya. Tapi yang datang ke sini biasanya sudah tahu,” ujar Adi Suryanto, pemandu.

Dengan menggunakan aplikasi Sijiable dapat digunakan di setiap ruangannya. Dengan memindai foto menggunakan alat ini akan disuguhkan video penjelasan mengenai foto tersebut walau tidak semua video bisa diakses.

Selain teknologi AR meseum ini juga dilengkapi WiFi yang memudahkan pengunjung untuk mengunduh aplikasi tanpa perlu memakan kuota pribadi. Harga tiket hanya Rp 2.000.

 

(Lesty Subamin)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya