Liputan6.com, Jakarta- Proklamasi menjadi peristiwa bersejarah bagi masyarakat Indonesia sebagai simbol kemerdekaan negara Indonesia.
Peristiwa pembacaan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia terjadi pada 17 Agustus. Perwakilan yang ditunjuk untuk membaca teks proklamasi kemerdekaan yaitu Soekarno, yang nantinya ditunjuk sebagai presiden pertama Republik Indonesia pada 18 Agustus 1945.
Teks Proklamasi dirumuskan di rumah Laksamana Muda Maeda yang terletak di jalan Imam Bonjol. Tempat tersebut dirasa aman karena merupakan tempat tinggal seorang Laksamana Jepang yang mana seorang anggota kempeitai atau polisi jepang tidak berani datang ke rumah tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Awalnya, teks Proklamasi ditulis oleh Soekarno yang didikte oleh Hatta dengan dua coretan dan dua koreksi, yang dilengkapi dengan tanggal dan tulisan ‘wakil-wakil bangsa Indonesia’.
Kemudian teks tersebut diketik secara resmi oleh Sayuti Melik dengan adanya perubahan pada tulisan ‘wakil-wakil bangsa Indonesia’ menjadi ‘atas nama bangsa Indonesia, Soekarno/Hatta’ yang dilengkapi dengan tanda tangan soekarno dan Hatta.
Untuk memperingati HUT ke-76 RI, berikut peristiwa menjelangnya pembacaan teks Proklamasi dikutip dari buku Soekarno; Biografi 1901-1950 yang ditulis oleh Lambert Giebels:
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok
Jenderal Panglima besar, Terauchi mengharapkan Indonesia dapat memproklamirkan kemerdekaan pada akhir Agustus atau permulaan September. Namun, golongan pemuda ingin mempercepat kemerdekaan dengan menculik Soekarno dan Hatta.
Pada 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta diculik dan dibawa ke Rengasdengklok agar Soekarno dan Hatta, ketua dari PPKI untuk segera mengumumkan kemerdekaan. PPKI adalah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dibentuk oleh Jepang untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Advertisement
Kembalinya Soekarno dan Hatta ke Jakarta
Laksamana Maeda mengutus orang kepercayaannya, Soebardjo untuk menjemput Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok ke Jakarta.
Pada pukul 6 sore, Soebardjo tiba di Rengasdengklok untuk menjemput mereka. Sesampainya di Jakarta mereka segera menuju rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol.
Soekarno Merumuskan Kemerdekaan
Sesampainya Soekarno dan Hatta di kediaman Laksamana Maeda, Soekarno dan Hatta memanggil dewan persiapan dan beberapa orang pemuda untuk datang ke rumah Maeda.
Laksamana Maeda membantu Soekarno & Hatta untuk mempersiapkan kemerdekaan. Kemudian Maeda menghubungi kepala urusan umum Jepang, yaitu Jenderal Mayor Nishimura untuk membahas terkait percepatan pembacaan teks Proklamasi yang dilakukan oleh Soekarno dan Hatta.
Kemudian mereka pergi ke rumah Nishimura untuk melakukan negosiasi. Soekarno mengatakan kepada Jenderal Mayor Nishimura bahwa ia ditekan untuk mengumumkan kemerdekaan malam itu juga.
Setelah diskusi yang panjang, akhirnya Nishimura memperbolehkan Soekarno dan Hatta mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kemudian Maeda dan Soekarno Hatta kembali ke rumah Laksamana Maeda untuk segera membicarakan teks Proklamasi kemerdekaan di kediaman Maeda yang dianggap paling aman.
Soekarno dan hatta mulai merumuskan teks Proklamasi pada pukul dua pagi. Setelah melakukan diskusi yang panjang, akhirnya teks Proklamasi berhasil disusun yang dicatat oleh Soekarno dan didikte oleh Hatta. Komedian teks tersebut diketik oleh Sayuti Melik yang dilengkapi dengan tanda tangan soekarno dan Hatta.
Advertisement
Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan
Pada 17 Agustus 1945, Soekarno memproklamasikan teks Proklamasi kemerdekaan. Rencananya pembacaan teks Proklamasi akan dilakukan di lapangan Gambir, tetapi Maeda takut kalau pembacaan Proklamasi di lapangan Gambir, tengah-tengah kota akan mengakibatkan tentara Jepang akan turun tangan dengan kekerasan.
Akhirnya mereka memutuskan pembacaan teks Proklamasi dilakukan di kebun depan rumah Soekarno, di Jalan Pegangsaan timur 56. Pada pukul 10.00 pagi Soekarno membacakan teks Proklamasi kemerdekaan Indonesia
Penulis:
Stephanie
Universitas Multimedia Nusantara