Liputan6.com, Wellington - Selandia Baru mencatat kasus lokal COVID-19 pertama dalam enam bulan pada Selasa (17/8).
Kemunculan kasus infeksi COVID-19 itu pun memicu upaya pelacakan kontak, dan para pejabat setempat mempertimbangkan langkah pencegahan penularan lebih lanjut.
Advertisement
Dikutip dari AFP, Selasa (17/8/2021), Departemen Kesehatan Selandia Baru mengatakan kasus itu diidentifikasi di Auckland, kota terbesar di negara itu, menambahkan "hubungan antara kasus dan perbatasan atau isolasi yang dikelola belum ditetapkan".
Dikatakan juga bahwa para menteri Selandia Baru akan melangsungkan pertemuan pada Selasa malam untuk menentukan bagaimana menanggapi kasus COVID-19 lokal pertama sejak 28 Februari lalu.
"Tanggapan keras dan secara dini adalah cara terbaik untuk membasmi segala potensi penyebaran dan semua orang di Selandia Baru diminta untuk tetap tenang, bersikap baik dan menjalani peran mereka sementara kami mengumpulkan lebih banyak informasi tentang kasus potensial," kata departemen itu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
COVID-19 di Selandia Baru
Selandia Baru mendapat pujian luas atas tanggapannya terhadap Virus Corona, yang mencatat hanya 26 kematian akibat COVID-19 dalam populasi lima juta.
Tetapi peluncuran vaksin di Selandia Baru dianggap lambat, dengan hanya sekitar 20 persen populasi yang sudah divaksinasi sepenuhnya.
Auckland telah berada di dalam beberapa periode penguncian singkat sejak respons nasional awal tahun lalu - berhasil menghentikan sebagian besar penularan Virus Corona COVID-19 di perbatasan.
Perintah tinggal di rumah terbaru di kota berpenduduk dua juta itu berakhir pada Maret 2021.
Namun, para pejabat memperingatkan pekan lalu bahwa kehadiran varian Delta di Selandia Baru akan memicu "lockdown singkat dan tajam".
Advertisement