Soraya Haque Ungkap Kisah Sang Kakek, Keturunan India yang Bantu Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Kakek Soraya Haque juga ikut serta menyebarkan naskah Proklamasi ke dunia internasional.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 18 Agu 2021, 07:00 WIB
Kakek Soraya Haque juga ikut serta menyebarkan naskah Proklamasi ke dunia internasional. (Foto: Instagram @sorayahaque)

Liputan6.com, Jakarta Momen HUT RI ke-76 sebaiknya memang digunakan untuk mengenang jasa orang-orang yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Hal inilah yang dilakukan Soraya Haque.

Menariknya, sosok yang dikenang Soraya Haque adalah kakeknya sendiri, Sirajul Haque, yang merupakan warga negara Inggris keturunan India.

"Kakekku, opa Sirajul Haque. Di masa penjajahan Belanda dan Jepang. Lord dari Inggris, demikian kakekku dikenal, mempunyai andil penting dalam perjuangan kemerdekaan RI," tulis kakak Shahnaz Haque tersebut di akun Instagram, Selasa (17/8/2021)

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dimuat Media

Unggahan Soraya Haque tentang sang kakek. (Instagram/ sorayahaque)

Wanita 56 tahun itu mengunggah beberapa foto. Foto pertama memperlihatkan gambar sebuah artikel media cetak yang telah menguning.

"Serial: Keturunan Asing dalam Perjuangan Kemerdekaan (2) Sirajul Haque Menampung Gurkha & Sikh yang Memihak Indonesia," begitu judul artikel tersebut.


Rumah di Jalan Batutulis

Soraya Haque. (Foto: Instagram @sorayahaque)

Konon, kata Soraya Haque, rumah sang kakek yang terletak di Jalan Batutulis, Jakarta, menjadi tempat penampungan tentara India dari golongan Gurkha dan Sikh yang membelot.

"Menurut naskah yang tersimpan ini, melalui keberaniannyalah tentara-tentara India itu bergabung dengan tentara perjuangan rakyat Indonesia. Adam Malik, Muhammad Natsir, dan Newton Sj. Rassat menjadi saksi perjuangan Sirajul Haque di masa itu," tutur Soraya Haque.


Dengar Radio Sembunyi-Sembunyi

Soraya Haque. (Foto: Instagram @sorayahaque)

Ia menceritakan bahwa sang kakek yang meninggal dunia pada usia 50 tahun ini juga pernah menjadi tahanan politik pada masa penjajahan Jepang. Sang kakek ditahan di Cipinang pada 1947.

"Sebelum ia ditangkap Kenpetai, kakekku sering mendengarkan siaran-siaran radio luar negri secara sembunyi-sembunyi, sering melakukan rapat-rapat di antara komunitas India yang berpihak kepada Indonesia dan pejuang RI, serta sering menyerukan anti Jepang ketika melihat ketidakadilan dan kesewenangannya di negeri ini terjadi," tulisnya.


Sebarkan Naskah Proklamasi

Soraya Haque menyebut sang kakek memiliki kedekatan dengan sejumlah pejuang kemerdekaan, termasuk Bung Karno dan Bung Hatta yang datang ke rumah untuk mengadakan rapat.

"Kakekku ikut serta dalam penyebaran teks Proklamasi ke dunia internasional, baik yang ia terjemahkan dalam bahasa Inggris maupun bahasa Urdu bagi masyarakat India diseluruh dunia," tulisnya.


Tak Permasalahkan Kewarganegaraan dan Keturunan

Mantan peragawati ini menemukan sebuah nilai penting dalam kisah hidup sang kakek.

"Sebagai pahlawan dari bangsa Timur Asing, ia tidak permasalahkan kewarganegaraannya sebagai orang Inggris, atau tidak mementingkan egonya keturunan India. Ia rela ikut berjuang di negeri ini, tanpa harus melihat darimana dan keturunan mana dia berasal. Jiwa dan raganya sangat dipertaruhkan saat itu," ia menutup pernyataannya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya