Liputan6.com, Kabul - Penerbangan pertama pesawat militer Jerman yang mendarat di Kabul sejak pengambilalihan Taliban, hanya sempat mengevakuasi tujuh orang.
Sedikitnya jumlah orang yang dievakuasi itu dikarenakan kekacauan di bandara Ibu Kota Afghanistan.
Advertisement
Jerman, yang memiliki kontingen militer terbesar kedua di Afghanistan setelah AS, ingin menerbangkan ribuan warga negara ganda Jerman-Afghanistan serta aktivis hak, pengacara dan orang-orang yang bekerja dengan pasukan asing ke luar Afghanistan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (17/8/2021).
Menteri Pertahanan Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer mengatakan bahwa pesawat angkut jenis A400M melakukan "pendaratan berbahaya" pada Senin malam (16/8) waktu setempat, dengan tujuan utamanya membawa tentara Jerman untuk mengamankan evakuasi.
"Kami memiliki situasi yang sangat kacau, berbahaya dan kompleks di bandara," kata Kramp-Karrenbauer kepada penyiar ARD.
"Kami hanya punya sedikit waktu, jadi kami hanya membawa orang-orang yang ada di lokasi," terangnya.
Diketahui bahwa ribuan warga di Kabul mulai memadati bandara, berusaha untuk menyelamatkan diri - ketika kelompok militan Taliban, mulai menguasai wilayah di seluruh Afghanistan, termasuk istana kepresidenan negara itu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jerman Kerahkan 600 Tentara dalam Proses Evakuasi di Afghanistan
Hanya tujuh yang berhasil karena pesawat harus segera berangkat, dan warga Jerman lainnya tidak dapat masuk ke bandara tanpa perlindungan dari tentara Jerman, kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman.
"Masuknya orang dari bagian sipil bandara tidak dimungkinkan oleh mitra yang menjalankan tanggung jawab keamanan di bandara," jelas juru bicara itu.
Dengan 600 tentara yang akan terlibat dalam evakuasi, Jerman berharap dapat menjemput lebih banyak orang dalam beberapa jam mendatang dari Afghanistan.
Jerman melanjutkan pernerbangan pada Selasa pagi setelah evakuasi dihentikan sehari sebelumnya, ketika orang-orang memadati landasan pacu, untuk melarikan diri setelah Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan.
Jerman sedang menunggu izin AS untuk menerbangkan pesawat kedua dari Tashkent, Ibu Kota Uzbekistan, yang digunakan sebagai pusat kegiatan.
Kramp-Karrenbauer berharap bandara bisa tetap buka selama beberapa hari ke depan, sehingga lebih banyak orang bisa dievakuasi.
"Mereka bukan hanya warga negara Jerman, mereka juga staf lokal, orang-orang berisiko. Kami juga akan mendukung negara lain," tambahnya.
Advertisement