Liputan6.com, Jakarta Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi. mengatakan pada dasarnya semua vaksin sama baiknya.
Ia meminta masyarakat untuk tidak pilih-pilih vaksin dan menunggu atau menunda vaksinasi karena hanya ingin divaksinasi dengan merk tertentu. Ia pun mengajak semua kalangan untuk segera divaksinasi agar diri dan keluarga terlindungi dari COVID-19.
"Kalau menunda-nunda atau menunggu memilih vaksin lain, itu berbahaya karena bisa tertular COVID-19 dan bisa menyebar di keluarga, jangan sampai menyesal," kata profesor yang akrab disapa Miko, dalam keterangan pers, Selasa (17/8/2021).
Baca Juga
Advertisement
Miko juga meminta anak dan orang dewasa untuk tidak bepergian dan berkerumun dengan siapapun dan di manapun walau sudah divaksinasi, kecuali sangat penting. Anak dan orang dewasa harus selalu memakai masker menutupi hidung, mulut, dagu, pipi, di manapun berada.
"Karena masker yang dipakai dengan benar dapat memberi perlindungan 70-90 persen," katanya.
Telah Diuji dan Dikaji
Dalam keterangan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate menegaskan, semua vaksin yang digunakan di tanah air telah melewati berbagai pengujian.
Maka dari itu, vaksin yang diberikan sudah dipastikan aman, memiliki khasiat, dan bermutu.
"Pengujian telah dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) dan juga para ahli lainnya untuk memastikan semua vaksin aman, berkhasiat, dan juga memiliki mutu baik," ujar Johnny.
Ia juga memastikan pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan vaksinasi nasional. Pemerintah telah bekerja sama baik bilateral maupun multilateral untuk menjamin ketersediaan vaksin.
"Pemerintah juga mendorong produksi vaksin Merah Putih sebagai upaya kemandirian bangsa," kata Johnny.
Advertisement
50 Juta Dosis Vaksin Pfizer
Johnny memberitahukan bahwa Indonesia akan kedatangan 50 juta dosis vaksin Pfizer yang disebut BNT 162b2 melalui kerja sama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE.
Badan POM telah menerbitkan Izin Penggunaan Darurat (EUA) bagi vaksin produksi PT Pfizer dan BioNTech SE pada Rabu 14 Juli 2021.
Vaksin yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech dibuat dengan menggunakan platform messenger RNA (mRNA). Platform ini adalah pengembangan metode baru. Metode ini berbeda dengan vaksin umumnya seperti vaksin Sinovac yang dikembangkan dari virus yang dilemahkan yang disebut inactivated viruses.
Sebelumnya, Kepala Badan POM Dr. Penny K. Lukito, MCP memastikan, pihaknya selalu melakukan pengujian dan mengkaji terhadap semua vaksin yang masuk ke Indonesia. Badan POM juga menjamin bahwa semuanya aman, berkhasiat dan bermutu.
Penny menjelaskan, dalam proses pengkajian untuk menilai khasiat dan keamanan vaksin COVID-19, Badan POM melakukannya bersama Tim Ahli Komite Nasional Penilai Obat, Indonesian Technical Advisory on Immunization (ITAGI), dan para Ahli terkait lainnya.
Sebelum didistribusikan dan digunakan, menurut Penny, Badan POM melakukan pengawalan mutu melalui sampling dan pengujian di Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan dalam rangka lot release.
Penny mengatakan Badan POM juga terus mengawasi jalannya vaksinasi di Indonesia agar pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dapat berjalan lancar dan aman, melalui kegiatan pengawasan pasca disetujui suatu EUA vaksin COVID-19.
"Kami melakukan pengawasan di jalur distribusi hingga pelayanan kesehatan dan juga melakukan sampling dan pengujian dalam rangka pengawasan mutu serta surveilan keamanan vaksin atau pemantauan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)," ujar Penny.
Penny meminta, masyarakat jangan ragu untuk vaksinasi agar tidak terinfeksi dan menjadi sakit. Kalaupun terinfeksi, vaksinasi mengurangi risiko sakit berat.
"Selain vaksinasi, yang tidak boleh dilupakan adalah disiplin pada protokol kesehatan, terutama memakai masker dan mematuhi aturan pembatasan mobilitas yang ditetapkan pemerintah," tutup Penny.
Infografis Sudah Vaksinasi COVID-19? Jangan Kendor 5M!
Advertisement