Liputan6.com, Wellington - Diplomasi tidak harus dengan cara-cara formal. Diplomasi bisa dilakukan dengan aksi unik dan kreatif, seperti melalui seni.
Seperti yang dilakukan Duta Besar Republik Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya. Ia melakukan diplomasi melalui pameran lukisan hasil karyanya. Tantowi Yahya yang selama ini dikenal piawai dalam bidang tarik suara, ternyata memiliki bakat melukis.
Advertisement
Ia menggelar pameran lukisan bertajuk "I Left My Heart in Aotearoa" pada Kamis (12/8/2021). Aotearoa merupakan sebutan untuk Selandia Baru dalam bahasa Maori. Dengan demikian, judul pameran ini memiliki arti "Kutinggalkan Hatiku di Selandia Baru".
Pembukaan pameran ini dihadiri oleh kalangan diplomatik di Wellington. Namun pameran ini juga terbuka bagi masyarakat umum di Wellington yang ingin menyaksikan lukisan secara langsung pada Sabtu 14 Agustus 2021 lalu.
Sebanyak 30 lukisan karya Tantowi Yahya dan 10 lukisan karya Eka Deviana Putri dipamerkan dalam gelaran kali ini. Eka Deviana Putri merupakan staf bidang politik di KBRI Wellington. Pameran ini menjadi unik karena merupakan pertama kalinya di Selandia Baru, korps diplomatik mengadakan pameran lukisan karya Dubes dan stafnya.
Menurut Tantowi, di balik pameran ini, lukisan memiliki kemampuan untuk menjadi media yang membangun dialog dan pemahaman yang beragam, untik disatukan ke dalam gelombang yang sama. Beberapa lukisan Tantowi memang menggambarkan perpaduan antara Indonesia dan Selandia Baru. Seperti lukisannya yang berjudul "The Harmony: The Pacific and Indonesia", yang menggambarkan perpaduan antara motif etnik Maori dan batik.
"Salah satu yang akhirnya membuat saya sangat intens melukis itu karena saya menganggap melukis itu bisa menjadi alat diplomasi. Di samping saya mengaktualisasikan kekaguman akan keindahan alam dan fauna, tapi juga mengkombinasikan keindahan pattern-pattern Indonesia yang digabungkan dengan pattern-pattern Maori, itu adalah sesuatu yang bisa menjadi alat diplomasi," ujar Tantowi.
Perpaduan Batik dan Sentuhan Maori
Sedangkan Eka yang turut memamerkan lukisannya dalam pameran ini, menampilkan lukisan tokoh-tokoh publik seperti Presiden Joko Widodo, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dan Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta.
Senada dengan Tantowi, Eka juga memasukkan unsur-unsur motif tradisional Indonesia seperti batik dan menggabungkannya dengan motif-motif tradisional Maori.
"Saat ini objek lukisan saya masih seputar human portrait dan motif-motif batik. Dalam pameran kali ini, saya memasukkan unsur-unsur motif tradisional Indonesia dan Maori pada portrait yang saya gambar karena sangat menarik dan memiliki kemiripan," kata Eka.
Penulis: Tussie Ayu, Wellington
Advertisement