Korban Gempa Haiti Naik hingga Nyaris 2.000 Orang

1.941 orang meninggal akibat gempa besar dengan magnitudo 7,2 di Haiti.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 18 Agu 2021, 09:00 WIB
Petit Pas Hotel rusak setelah gempa bumi di Les Cayes, Haiti, Sabtu (14/8/2021). Wilayah Negara Haiti diguncang gempa berkekuatan magnitudo 7,1 pada Sabtu, 14 Agustus 2021 pukul 08.29.10 waktu setempat yang menewaskan lebih dari 300 jiwa. (AP Photo/Delot Jean)

Liputan6.com, Les Cayes - Korban jiwa dari gempa di Haiti terus bertambah menjadi 1.941 orang. Angka itu naik sekitar 500 orang dari yang dilaporkan sebelumnya. 

Berdasarkan laporan AP News, Rabu (18/8/2021), pencarian korban jiwa sempat terhapan karena ada Badai Tropis Grace. Hal itu memicu rasa frustasi di kalangan korban.

Badan Perlindungan Sipil di Haiti berkata ada 9.900 orang yang terluka akibat gempa di Haiti. Banyak dari mereka yang masih menanti bantuan medis.

Tubuh-tubuh korban masih terus dicari di gedung-gedung yang runtuh. Salah satu korban adalah anak perempuan berusia 3 tahun.

"Ibu dan ayahnya berada di rumah sakit, tetapi semua tiga anaknya meninggal," ujar seorang tetangga bernama Joseph Boyer (53).

 


Masyarakat Kelaparan

Orang-orang mencari korban di sebuah rumah yang hancur akibat gempa di Les Cayes, Haiti, Sabtu (14/8/2021). Wilayah Negara Haiti diguncang gempa berkekuatan magnitudo 7,1 pada Sabtu, 14 Agustus 2021 pukul 08.29.10 waktu setempat yang menewaskan lebih dari 300 jiwa. (AP Photo/Joseph Odelyn)

Daerah yang terdampak paling parah adalah area barat daya Haiti. Sistem kesehatan di sana telah penuh dan banyak orang kehilangan orang-orang tersayang dan tempat tinggal.

Gempa di Haiti ini terjadi ketika negara itu sedang mengalami masalah politik dan ekonomi. Pada 7 Juli 2021, Presiden Jovenel Moïse juga tewas karena dibunuh. 

Bantuan pemerintah juga masih belum bisa diakses masyarakat secara luas. 

Salah seorang masyarakat pun frustasi karena peristiwa gempa sudah diliput media dan fotografer, tetapi bantuan dari pemerintah belum kunjung tiba, bahkan mereka sulit mendapat tempat bernaung.

Carl-Henry Petit-Frère dari organisasi Save the Children mengingatkan dampak kepada anak-anak , serta masyarakat kelaparan. Organisasinya berkata butuh suplai secepatnya.

"Saya melihat anak-anak menangis di jalan, orang-orang meminta makanan kepada kami, tetapi kami juga kekurangan persediaan makanan," ujarnya. "Organisasi-organisasi melakukan yang terbaik dan melakukan apa yang mereka bisa, tapi kita butuh lebih banyak suplai. Makanan, air bersih, dan shelter adalah yang paling diperlukan."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya