Catatan Ahli tentang PPKM untuk Pertimbangan Perpanjangan atau Pelonggaran

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 4 telah diperpanjang hingga 23 Agustus 2021.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 18 Agu 2021, 13:00 WIB
Mobil ambulans diizinkan melintas saat penyekatan mobilitas di Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur, Kamis (15/7/2021). Kendaraan yang diperbolehkan melintas hanya yang bekerja di sektor esensial dan kritikal serta pengendara yang memiliki Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP). (merdeka.com/Iqbal S Nu

Liputan6.com, Jakarta - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 4 telah diperpanjang hingga 23 Agustus 2021.

Melihat hal ini, Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan catatan dan evaluasinya terkait PPKM yang telah dilalui. 

Catatan tersebut yakni:  

- PPKM Darurat mulai 3 Juli 2021, dengan kasus hari itu 27.913 dan rata-rata 7 hari 23.270, serta kematian 493 orang dan rata-rata 7 hari berjumlah 471 yang meninggal.

- Sesudah PPKM, maka puncak kasus terjadi pada 15 Juli dengan kasus hari itu 56.757 dan rata-rata 7 hari 44.145.

- Puncak angka kematian sesudah PPKM terjadi pada 27 Juli 2021 dengan rata-rata 7 hari 1.519 yang meninggal. 

- Kasus COVID-19 14 Agustus adalah 28.598 dan rata-rata mingguan sebanyak 27.704, serta kematian 1.270 orang dan rata-rata 7 hari 1.538 yang meninggal.

“Artinya, jumlah kasus di hari-hari ini menurun sekitar separuhnya dari saat puncak kasus dalam waktu sekitar 1 bulan,” kata Tjandra dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (18/8/2021).


Data di India

Tjandra juga menyampaikan data di India, walaupun tentu tidak bisa dibandingkan apple to apple, katanya.

Berikut data India yang disampaikan Tjandra:

- 8 Februari 2021 kasus baru di India adalah 9.110 dan 8 April menjadi 131.968 orang.

- Sesudah naik lebih 10 kali lipat pada April itu maka dilakukan peningkatan tes dan telusur sampai 2,2 juta tes per hari dan vaksinasi ditingkatkan sampai 8 juta sehari.

“Karena penduduk kita sekitar seperempat India maka angka itu kira-kira analog dengan 550 ribu tes sehari dan 2 juta vaksinasi sehari. Dan juga beberapa kota di India mulai melakukan pembatasan sosial sampai lockdown.”


Lockdown India

Data lockdown India yang dicatat oleh Tjandra adalah:

- New Delhi atau ibu kota India mulai menerapkan lockdown total pada 17 April 2021.

- Kota Mumbai mulai lockdown pada 21 April, setelah seminggu sebelumnya memberlakukan jam malam, menutup mall, bioskop dan lain-lain.

“Dengan berbagai kegiatan itu maka tentu kasus tidak akan langsung turun, masih naik sampai 3 minggu lagi dan mencapai puncaknya pada 6 Mei 2021, sebanyak 414.188 kasus baru, kemudian menurun.”

Satu bulan kemudian, pada 6 Juni 2021 kasus baru turun menjadi 100.636 atau turun seperempat kali lebih kecil dari saat puncak kasus. Selang dua bulan dari puncak kasus, pada 6 Juli 2021 sudah menjadi 43.733 kasus baru, turun 10 kali lipat.

Ketika kasus sudah turun sekitar hampir seperempat dari kasus angka yang paling tinggi maka beberapa kota mulai melonggarkan lockdownnya:

- Pemerintah New Delhi pada 31 Mei 2021 mulai melakukan pelonggaran, mereka sebut sebagai unlocking process sesudah sekitar 1,5 bulan menjalani lockdown.

- Sesudah lebih dari 1,5 bulan lockdown, maka Mumbai pada 6 Juni 2021 juga mengumumkan memulai pelonggaran dalam 5 tahap, yang mereka sebut sebagai 5 step unlock plan.

“Sekali lagi, tentu perbandingannya tidak bisa apple to apple, tapi proses pelonggaran lockdown di New Delhi dan Mumbai mungkin dapat jadi salah satu bahan pertimbangan untuk keputusan PPKM berikutnya,” tutup Tjandra.

 


Infografis Aturan di Tempat Makan, dari PSBB, sampai PPKM Level 3 - 4

Infografis Aturan di Tempat Makan, dari PSBB, sampai PPKM Level 3 - 4. (Liputan6.com/Niman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya