Proyek Satelit Skema KPBU Dimulai, Ditargetkan Beroperasi di 2023

Pembangunan Satelit Republik Indonesia (Satria) telah masuk tahap Ground Breaking.

oleh Arief Rahman H diperbarui 18 Agu 2021, 12:40 WIB
Ilustrasi satelit (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Pembangunan Satelit Republik Indonesia (Satria) telah masuk tahap Ground Breaking. Artinya, kegiatan persiapan dan pembangunan segera dimulai untuk mencapai tujuan beroperasi pada akhir 2023 mendatang.

Dengan capaian proyek dengan skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) ini, Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian, Sisiwijono mewanti-wanti perihal koordinasi teknis.

“Seyogyanya setiap kementerian teknis dan lembaga terkait juga pemerintah daerah perlu terus tingkatkan koordinasi dan integrasi terutama di dalam penyelesaian masalah isu teknis dan permasalahan nasional,” katanya dalam Ground Breaking Ceremony Stasiun Bumi Proyek KPBU Satelit Multifungsi Pemerintah, di Cikarang, Rabu (18/8/2021).

Dengan demikian, semua kegiatan bisa disinerginkan guna mendukung sepenuhnya proyek satelit Satria ini. Ia berharap, proyek ini bisa berjalan sebagaimana mestinya dan selesai tepat waktu sesuai dengan rencana.

“Proyek satria in diharapkan akan dapat selesai dengan tepat waktu dan efisien dan manfaatnya bisa segera dirasakan,” katanya.

Bentuk Pusat Ekonomi Baru

Sisiwijono menambahkan, dengan tujuan pemerataan akses internet di seluruh wilayah Indonesia, satelit Satria juga mampu untuk mendorong kegiatan ekonomi. Akses internet juga berdampak pada munculnya kegiatan dan pusat ekonomi baru.

“Sampai saat ini pemerintah terus membangun infrastruktur sebagai salah satu bagian dari upaya pemerataan ekonomi nasional dan dukungan konektivitas di seluruh wil indonesia.,” katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Jangkau Wilayah 3 T

Ilustrasi satelit (@wikiimages/Pixabay).

Sebagai salah sati proyek strategis nasional, proyek satelit ini digadang mampu untuk menjangkau wilayah 3T dan perbatasan. Menginngat keadaan geografis indoneisa sebagai negara kepulauan membuat tak seluruh wilayah bisa dicakup oleh kabel atau serat optik.

“Sehingga pemanfaatkan satelit saat ini tak bisa dihindari dan satu kebutuhan utama untuk penyediaan akses untuk masyarakat,” katanya.

Dampak positif proyek satria terhadap perekonomian Indonesia juga akan dilaksanakan dan berdampak signifikan melalui peningkatan jaringan telekomunikasi.

“Misalnya dengan online link, UKM transactional center, berbagai layanan E-Office dan berbagai layanan publik lainnya,” tambahnya.

Serta [percetap seluruh layanan publik di pelosok. Satria ini, sdidukung penuh dan dimonitor dan kementerian lembaga dan kementerian perekonomian melalui KPPIP juga dari kementerian teksnis lain terkait dan kominfo sebagai penanggungjawab proyek kerjasama serta

Sisiwijono mengatakan, proyek in sejalan dengan tujuan pemerintah untuk menyediakan infrastruktur sarana informasi di seluruh pelosok tanah air. Sehingga satelit satria ini ditujukan untuk peningkatan layanan publik melalui pemerataan konektivitas di wilayah 3T dan perbatasan.

“(diharapkan) Melalui proyek satria ini seluruh layanan publik, pendidikan, fasilitas kesehatan, administrasi pertahanan dan keamanan, dan layanan publik daerah di seluruh indonesia bisa terkoneksi internet,” katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya