Intip Deretan BUMN yang Untung dan Rugi di Paruh Pertama 2021

Begini kinerja beberapa BUMN besar di Indonesia sampai semester I-2021.

oleh Nurmayanti diperbarui 19 Agu 2021, 06:00 WIB
Gedung Kementerian BUMN (dok: Humas KBUMN)

Liputan6.com, Jakarta BUMN atau perusahaan milik negara menjadi salah satu andalan sebagai pencetak pendapatan negara selama bertahun-tahun.

Hingga 2020, tercatat ada 108 BUMN di Indonesia. Namun, keberadaan BUMN ini akan terus dipangkas menjadi kurang dari 70 BUMN dalam 5 tahun ke depan. Langkahnya melalui holding, merger, akusisi dan lainnya.

Sayangnya, pandemi yang masih berlangsung mempengaruhi kinerja BUMN di Indonesia. BUMN juga harus berjuang menghadapi situasi yang ada.

Di paruh pertama 2021 ini, ada BUMN yang masih mampu mencetak laba meski turun tetapi ada juga yang harus pasrah menerima kerugian.

Disimak, inilah deretan kinerja BUMN, seperti dirangkum Liputan6.com, Kamis (19/8/2021).

1. Pertamina

PT Pertamina (Persero) membukukan laba sebesar USD 183 juta atau setara dengan Rp 2,6 triliun pada semester I-2021. Perusahaan berhasil meningkatkan laba sebesar USD 951 juta atau setara dengan Rp 13,6 triliun, usai sebelumnya pada periode yang sama tahun 2020 merugi USD 768 juta.

Dilaporkan jika kinerja positif pada paruh pertama tahun 2021 ini didorong dari pertumbuhan di sisi penjualan yang mencapai USD 25 miliar dan EBITDA USD 3,3 miliar, angka ini naik lebih dari 22 persen dibandingkan tahun lalu.

Pjs Senior Vice President Corporate Communications and Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman mengakui jika dampak pandemi yang berkepanjangan masih sangat dirasakan Pertamina sepanjang tahun 2021.

Dalam menghadapi situasi yang penuh tantangan ini, lanjut Fajriyah, Direksi, Komisaris dan Pekerja Pertamina tidak tinggal diam dan terus melakukan langkah-langkah strategis untuk peningkatan pendapatan (revenue enhancement) dan juga efisiensi (cost leadership) di seluruh lini.

 


2. PLN

Logo PLN.

PT PLN (Persero) membukukan laba bersih Rp 6,6 triliun di semester I 2021. Angka ini berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasi PLN semester I 2021 (unaudited) yang diterbitkan pada 28 Juli 2021.

Dikutip dari keterangan tertulis PLN, pencapaian laba perusahaan ditopang kenaikan penjualan tenaga listrik serta efisiensi berkelanjutan melalui sejumlah program transformasi.

Di tengah dampak pandemi Covid-19 yang belum membaik dan adanya pembatasan kegiatan masyarakat, PLN mampu mencetak peningkatan penjualan tenaga listrik Rp 140,5 triliun pada paruh pertama 2021.

Angka tersebut naik 3,7 persen dibandingkan capaian semester I 2020 yang tercatat Rp 135,4 triliun.

Peningkatan kinerja ini didorong adanya program intensifikasi dan ekstensifikasi penjualan. Sepanjang Januari hingga Juni 2021, PLN berhasil menambah 1,65 juta pelanggan baru.

3. BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk/BRI (BBRI) mengantongi laba sebesar Rp 12,54 triliun hingga akhir kuartal II 2021. Pencapaian ini tumbuh sebesar 22,93 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkapkan, faktor utama pendorong kinerja BRI yakni pertumbuhan kredit yang tumbuh positif dan di atas rata-rata industri perbankan nasional.

Hingga akhir Juni 2021, penyaluran kredit BRI secara konsolidasian sebesar Rp 929,40 triliun. Tumbuh positif dibandingkan dengan penyaluran kredit BRI pada akhir kuartal II-2020 sebesar Rp 922,97 triliun.

 

 


4. Bank Mandiri

Pengunjung mencoba mesin top up Mandiri e-money di gerai Bank Mandiri pada event IBD Expo 2016 di Jakarta, Kamis (8/9). Hingga Juli 2016, terdapat 7,9 juta kartu berlogo Mandiri E-Money yang telah diterbitkan. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan laba bersih naik 21,45 persen year on year (yoy) menjadi Rp 12,5 triliun hingga akhir Juni 2021.

"Pada triwulan 2 tahun 2021 kinerja Bank Mandiri terus membaik dengan kualitas yang masih terkelola dengan sangat baik,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, dalam konferensi pers virtual kinerja semester I, Kamis (29/7/2021).

Kenaikan laba bersih itu disumbang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 21,50 persen yoy menjadi Rp 35,16 triliun, serta pertumbuhan pendapatan berbasis jasa (fee based income) sebesar 17,27 persen yoy menjadi Rp 15,94 triliun.

6. BNI

PT Bank Negara Indonesia Tbk/BNI (BBNI) mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I 2021. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan mencapai 18,2 persen yoy.

Direktur Utama PT BNI Tbk, Royke Tumilaar mengatakan, BNI terus memperkuat fundamental bisnis melalui BNI corporate transformation.

Hal itu mulai menunjukkan hasil positif sebagai modal dalam menghadapi tantangan dan persaingan industri keuangan. Perseroan menghasilkan pre provisioning operating profit (PPOP) yang terus tumbuh dalam lima kuartal terakhir.

Pada semester I 2021 mencapai puncaknya dengan pertumbuhan 24,4 persen secara year on year, atau sebesar Rp 16,1 triliun.

 

 

 


7. KAI

Petugas berjaga di dekat Gerbong KAI Commuter bertemakan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 terpasang di gerbong yang membawa penumpang di Stasiun Kota, Jakarta, Selasa (17/8/2021). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

PT KAI mencatatkan kerugian tahun berjalan sebesar Rp 454,4 miliar sampai semester I-2021. Adapun pendapatan sebesar Rp 7,4 triliun yang terdiri dari pendapatan angkutan dan usaha lainnya Rp 7,2 trilun dan pendapatan konstruksi Rp 250,8 miliar.

Adapun KAI melaporkan, mengutip laman resmi KAI, pendapatan angkutan penumpang turun menjadi Rp 1,12 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 2,13 triliun. Penurunan ini terjadi akibat pengetatan perjalanan.

Kabar baiknya, angkutan barang seperti batubara, peti kemas dan BBM menyumbang kenaikan pendapatan menjadi Rp 3,35 triliun dari semula Rp 3,15 triliun.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya