Liputan6.com, Gunungkidul Jika tahun-tahun sebelum pandemi momen HUT kemerdekaan RI selalu dimeriahkan dengan beragam lomba, tahun ini para pedagang di pantai Gunungkidul menyambutnya dengan lomba 'bertahan hidup'. Bagaimana tidak, kebijakan PPKM yang diperpanjang lagi, membuat warga tak punya pilihan selain pasrah. Apalagi banyak warga yang selama ini menggantungkan nasibnya di sektor pariwisata, sektor yang paling terdampak pandemi.
Baca Juga
Advertisement
Muji, seorang pedagang makanan di Pantai Kukup mengatakan, momen libur hari kemerdekaan biasanya menjadi berkah tersendiri buat dirinya. Tapi hari kemerdekaan tahun ini dirasa sangat berbeda. Tak ada ingar bingar wisatawan di sepanjang pantai selatan Yogyakarta selama kebijakan PPKM diberlakukan. Tak ada pilihan lain, dia harus menutup warungnya dan merumahkan lima orang karyawannya.
"Usaha kami kan di dalam pantai, otomatis karena wisatawan ditutup ya kami ikut tutup," kata Muji.
Muji mengaku, jika dikalkulasi kerugian akibat kebijakan PPKM yang dideranya mencapai Rp50 juta. Stok sayur mayur hingga bahan pangan olahan sudah membusuk dan tak layak makan jika menunggu sampai PPKM dihapus.
"Apalagi juga belum jelas kapan wisata dibuka," imbuhnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak juga video piliham berikut ini:
PHRI Tak Bisa Berbuat Banyak
Menanggapi hal itu, Ketua PHRI Gunungkidul Sunyoto mengaku tak bisa berbuat banyak. Pihak PHRI sendiri sepenuhnya mengaku menaati aturan pemerintah. Hanya saja, ia memohon agar pemerintah mempertimbangkan anggota PHRI yang berada di destinasi wisata khususnya di dalam portal pantai.
"Karena mereka sama sekali tidak ada pemasukan akibat ditutupnya destinasi wisata, anggota kami di luar portal destinasi wisata meskipun sepi masih mending, mereka masih ada pendapatan," tutur Sunyoto.
Ia menilai pelaku usaha di dalam portal pantai cukup memprihatinkan karena perekonomiannya lumpuh total. Ia berharap pemerintah memberikan bantuan kepada pelaku usaha di dalam portal destinasi wisata.
"Secara menyeluruh kami belum bisa menaksir berapa kerugian yang ditimbulkan dari PPKM level empat ini," katanya.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan, penutupan destinasi wisata di Gunungkidul saat ini sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah pusat. Meski banyak wisatawan yang nekat berkunjung ke objek-objek wisata di Gunungkidul, petugas penjaga langsung menghalau dan memutarbalik.
"Petugas dari Satpol PP, Dinas Perhubungan, serta SAR setempat dilibatkan untuk menghalau jika ada wisatawan datang," kata Harry.
Advertisement
Covid-19 di Gunungkidul
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty menyampaikan, meskipun penularan Covid-19 menunjukkan penurunan, ia mengingatkan agar masyarakat tidak terlena. Sebab kasus penularan Covid-19 di Gunungkidul masih bersifat fluktuatif, dan indikatornya terletak pada kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.
"Ketersediaan tempat tidur di rumah sakit saat ini sekitar 58%, meskipun ada tren penurunan kepatuhan prokes tetap harus diperhatikan," jelasnya.
Kasus penularan Covid-19 di Gunungkidul beberapa hari terakhir memang menunjukkan penurunan, meskipun masih naik turun. Merujuk data dari Dinas Kesehatan, dalam tiga hari terakhir penularan Covid-19 telah berada di bawah 100 kasus perharinya.
Sedangkan angka kesembuhan pasien sudah konsisten di atas 100 orang tiap harinya. Pasien Covid-19 yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri pun berangsur turun. Data terbaru menunjukkan sebanyak 1.424 orang dalam perawatan.