Liputan6.com, Seoul - Sejak diumumkan JTBC, Snowdrop sudah menarik perhatian para penggemar drama Korea. Kini akhirnya stasiun TV tersebut merilis cuplikan drama yang dibintangi Jisoo Blackpink dan Jung Hae In tersebut.
Dilansir dari Soompi, Rabu (18/8/2021), cuplikan ini dirilis dalam pengumuman JTBC soal perubahan jam tayang drama mulai September mendatang. Slot setiap hari Jumat-Sabtu pukul 11 malam, digeser menjadi Sabtu-Minggu jam 10.30 malam.
JTBC mengumumkan tiga drama Korea yang tayang dengan jam baru ini, yakni Lost, Koo Kyung Yi, dan Snowdrop.
Baca Juga
Advertisement
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lost dan Koo Kyung Yi
Yang pertama akan tayang adalah Lost, yang dibintangi Jeon Do Yeon dan Ryu Jun Yeon yang akan dirilis pada 4 September. Ini adalah kisah orang-orang biasa yang menyadari bahwa belum menjadi apa-apa dalam hidupnya.
Yang kedua adalah drakor drama-komedi Koo Kyung Yi yang dibintangi Lee Young Ae pada Oktober.
Advertisement
Bertatapan dan Berdansa
Snowdrop menjadi judul terakhir yang akan mengisi slot drama akhir pekan JTBC tahun ini.
Cuplikan drakor ini yang dibagikan hanya beberapa detik. Dalam satu adegan, Jisoo dan Jung Hae In terlihat bertatapan. Di bagian lain, keduanya terlihat berdansa.
Pro-Kontra
Snowdrop menarik perhatian publik bukan hanya karena pemain tenar yang ikut tampil di dalamnya, tapi juga pro-kontra yang melingkupinya.
Seperti diketahui, sebagian kalangan menilai drama ini telah mendistorsi sejarah Korea. Khususnya masa yang menjadi latar waktu drama ini, yakni tahun 1987. Bahkan pihak yang kontra dengan drama ini, membuat petisi ke Gedung Biru yang ditandatangani 220 ribu warganet, untuk mencegah penayangannya.
Advertisement
Dibantah JTBC
JTBC sendiri menolak tudingan ini. "Mengenai kontroversi bahwa drama ini menyepelekan gerakan pro-demokrasi, Snowdrop bukan drama menyangkut gerakan pro-demokrasi. Dalam naskahnya, tak ada satu pun bagian di mana tokoh utama pria dan wanita berpartisipasi atau memimpin gerakan pro-demokrasi," begitu pernyataan perwakilan JTBC Maret lalu.