Liputan6.com, Jakarta- Seseorang pasti mempunyai rasa takut terhadap sesuatu, seperti takut akan ketinggian, rasa takut bila berada di ruang yang sempit, takut akan kegelapan dan takut pada hewan tertentu. Rasa takut inilah yang disebut dengan fobia.
Kata fobia berasal dari bahasa Yunani yaitu phobos, yang artinya ketakutan. Dikutip dari Zyto, Kamis (19/8/2021), fobia adalah rasa takut yang irasional atau ekstrim terhadap suatu objek dan situasi tertentu. Fobis bisa memicu respons emosional seperti kecemasan, panik dan ketakutan yang berlebihan.
Bahkan fobia dapat menyebabkan masalah yang lebih serius seperti depresi yang cukup parah yang dapat membuat seseorang sulit tidur ataupun makan.
Baca Juga
Advertisement
Ketika seseorang memiliki fobia, mereka akan mengalami rasa takut yang dapat menyebabkan serangan panik. Gejala fisik serangan panik yang berhubungan dengan fobia antara lain sulit bernafas, rasa mual, sakit kepala, jantung berdetak lebih cepat, panas dingin, gemetaran dan berkeringat.
Terdapat tiga kategori berbeda yang mengklasifikasikan gangguan fobia, pertama yaitu ketakutan berlebihan terhadap hewan, objek, atau situasi tertentu. Kategori yang kedua adalah agoraphobia, ketakutan yang berhubungan dengan berada di ruangan yang terbuka lebar atau keramaian. Kategori yang terakhir adalah fobia sosial yaitu ketakutan terhadap interaksi sosial.
Selain itu, terdapat juga berbagai macam fobia yang ada di dunia ini. Dari banyaknya jenis fobia, berikut lima fobia yang paling banyak diidap individu, seperti melansir dari Verywellmind, Kamis (19/8/2021).
1. Acrophobia
Acrophobia adalah takut akan ketinggian. Individu yang memiliki ketakutan ini tentunya menghindari tempat-tempat yang tinggi seperti jembatan, menara, atau gedung yang tinggi.
Bahkan, eskalator di pusat perbelanjaan dapat membuat orang tersebut merasa pusing. Ketakutan akan tinggi ini dapat menyebabkan serangan kecemasan.
Dalam beberapa kasus, seseorang yang memiliki ketakutan akan ketinggian kemungkinan pernah merasakan pengalaman yang tidak mengenakan terkait ketinggian yang menimbulkan traumatis.
Advertisement
2. Aerophobia
Aeophobia adalah rasa takut akan terbang. Fobia ini berbeda dengan acrophobia yang takut akan ketinggian.
Seseorang yang memiliki ketakutan akan terbang takut untuk menaiki pesawat. Ketakutan ini dapat timbul karena pernah mengalami kecelakaan pesawat atau membaca berita terkait bencana udara. Hal ini dapat menimbulkan ketakutan akan terbang karena takut kecelakaan udara.
Seseorang yang sedang mengalami aerophobia dapat menimbulkan beberapa gejala umum seperti gemetar, jantung berdetak lebih dan perasaan bingung. Rasa takut akan terbang menyebabkan seseorang menghindari terbang. Hal ini dapat diobati dengan melakukan terapi.
3. Claustrophobia
Fobia ini adalah ketakutan akan ruang yang sempit dan tertutup. Tingkat keparahan yang dirasakan oleh seseorang yang mengalami fobia ini tentunya bervariasi.
Seseorang yang memiliki claustrophobia akan merasa tidak nyaman berada di lift, lalu lintas yang padat, atau wahana taman hiburan yang ramai. Orang dengan ketakutan ini akan merasa seperti tembok-tembok menutup mereka.
Advertisement
4. Trypanophobia
Bila Anda merasa takut ketika disuntik, mungkin Anda termasuk individu yang memiliki fobia trypanophobia.
Fobia ini adalah ketakutan akan suntikan. Seseorang dapat menghindari perawatan medis dan dokter karena takut disuntik. Ketakutan ini tidak diobati karena mereka menghindari objek dan situasi tersebut.
Sebanyak 20 persen hingga 30 persen orang dewasa memiliki fobia jenis trypanophobia. Ketika seorang dengan trypanophobia harus disuntik, mereka akan mengalami perasaan takut yang cukup parah dan detak jantung yang meningkat. Bahkan beberapa individu bisa pingsan ketika disuntik.
5. Ophidiophobia
Ketakutan akan ular bisa juga disebut ophidiophobia. Fobia ini cukup umum dan seringkali dikaitkan dengan pengalaman pribadi. Sebagian individu berpendapat bahwa binatang ular beracun dan berbahaya.
Rasa takut terhadap ular dan hewan serupa dapat muncul karena rasa yang rakut yang melekat pada penyakit dan kontaminasi. Beberapa penelitian menunjukkan hewan ini membuat seseorang memiliki respons jijik. Hal ini menjadi alasan yang menunjukkan bahwa fobia ular sangat umum.
Penulis:
Stephnanie
Universitas Multimedia Nusantara
Advertisement