Philip Morris Beli 22,61 Persen Saham Produsen Inhaler Vectura

Philip Morris International mengatakan telah memasuki periode tender dengan pemegang saham Vectura.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Agu 2021, 19:51 WIB
Ilustrasi Akuisisi, Kesepakatan Bisnis

Liputan6.com, Jakarta - Philip Morris International mengumumkan telah membeli 22,61 persen saham dari perusahaan pengembang obat pernapasan yang berbasis di Inggris, Vectura.

Perusahaan pembuat rokok Marlboro itu mengatakan, pihaknya berencana untuk melakukan pembelian lebih lanjut atas Vectura dengan harga 165 pence (USD 2,27) per saham.

Dilansir dari CNBC, Rabu (18/8/2021), Philip Morris International mengatakan pada Senin, 16 Agustus 2021 telah memasuki periode tender dengan pemegang saham Vectura. Setelah memeng dari perusahaan ekuitas swasta Carlyle yang juga membidik Vectura.

Vectura menyebutkan, penawaran Philip Morris dinilai lebih adil dan masuk akal. Sehingga anggota dewan dengan suara bulat merekomendasikan tawaran itu kepada pemegang saham.

"Akuisisi PMI atas Vectura adalah bagian dari strategi jangka panjang kami untuk mengubah PMI dengan berinvestasi dalam keunggulan ilmiah dan memanfaatkan kemampuan dan keahliannya,” kata CEO PMI Jacek Olczak.

“Investasi kami akan mempercepat pengembangan dan pengiriman terapi inhalasi untuk mengatasi banyak kebutuhan medis yang belum terpenuhi saat ini. Kami berharap dapat bekerja sama dengan orang-orang hebat Vectura saat kami memulai tahap transformasi selanjutnya,” ia menambahkan.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Rencana di Inggris

Dalam beberapa tahun terakhir, raksasa produsen rokok ini acap kali menyampaikan ambisi "bebas asap rokok”, meskipun sebagian besar pendapatannya masih berasal dari rokok.

Bulan lalu, Olczak mengatakan, perusahaan berencana untuk berhenti menjual rokok di Inggris dalam waktu 10 tahun. Sebelumnya, Philip Morris International telah mengeluarkan pernyataan serupa.

Namun, hanya ada sedikit perubahan yang terjadi. Mantan CEO perusahaan Andre Calantzopoulos mengatakan pada 2016 silam, dia berharap perusahaan akan berhenti menjual rokok sepenuhnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya