Presiden AS Joe Biden Janji Tak Akan Tinggalkan Warganya di Afghanistan yang Dikuasai Taliban

Presiden Joe Biden berjanji tidak akan meninggalkan warganya di Afghanistan yang tengah dikuasai oleh Taliban.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Agu 2021, 10:58 WIB
Joe Biden, calon presiden AS penantang Donald Trump pada pemilu November 2020 mendatang. (AP Photo/Matt Rourke)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden AS Joe Biden mengatakan pasukan AS mungkin tinggal di Afghanistan melampaui batas waktu penarikannya, karena pejuang Taliban bersenjata menahan para pengungsi yang putus asa untuk mencapai bandara Kabul.

Biden ingin pasukan AS keluar pada akhir bulan ini, tetapi hingga 15.000 warga AS masih terdampar di negara itu.

Melansir BBC, Kamis (19/8/2021), Presiden AS mengatakan kepada ABC News bahwa insiden di Kabul tidak dapat dihindari. Pemerintah asing pun meningkatkan pengangkutan udara untuk warga negara Barat dan Afghanistan yang bekerja dengan mereka.

Warga negara AS mengatakan kepada mitra BBC AS, CBS News, bahwa mereka tidak dapat memasuki bandara untuk penerbangan evakuasi terjadwal.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Evakuasi Warga AS

Presiden Joe Biden berpidato didampingi Wakil Presiden Kamala Harris dan Ketua DPR Nancy Pelosi di Kongres, US Capitol, Washington, Amerika Serikat, Rabu (28/4/2021). Pengamanan di Capitol Hill diperketat dan dimaksimalkan dengan adanya Kongres. (Doug Mills/The New York Times via AP, Pool)

Dalam konferensi pers sebelumnya pada hari Rabu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin ditanya apakah militer Amerika memiliki kemampuan untuk menyelamatkan orang Amerika yang terdampar.

"Kami tidak memiliki kemampuan untuk keluar dan mengumpulkan banyak orang," jawabnya.

Biden, seorang Demokrat, mengatakan bahwa AS akan tetap tinggal untuk mengeluarkan semua orang Amerika dari Afghanistan, bahkan jika itu berarti tetap melampaui batas waktu 31 Agustus untuk penarikan penuh.

"Jika ada warga Amerika yang tersisa, kami akan tinggal untuk mengeluarkan mereka semua," katanya.

Presiden AS mengatakan antara 10.000 dan 15.000 orang Amerika perlu dievakuasi, bersama dengan 50.000 hingga 65.000 warga Afghanistan seperti mantan penerjemah untuk militer Amerika.

Pentagon mengatakan kepada wartawan 5.000 orang telah dievakuasi dari Kabul dan mereka bertujuan untuk memperluas pengangkutan udara menjadi 9.000 orang per hari. 

Seorang pejabat Barat mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa mereka yang dievakuasi sejauh ini adalah diplomat, staf keamanan, pekerja bantuan dan warga Afghanistan.  

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya