Analis Sebut Isu Tapering The Fed Bikin IHSG dan Bursa Asia Tersungkur

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,53 persen ke posisi 6.024,75 pada sesi pertama, Kamis, 19 Agustus 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Agu 2021, 12:42 WIB
Pengendara mobil dan sepeda motor melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Sebanyak 205 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan, Kamis, (19/8/2021). Analis menuturkan, IHSG merosot dipicu bursa Asia yang tertekan imbas sentimen bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip data RTI, IHSG turun 1,53 persen ke posisi 6.024,75. Indeks LQ45 turun 1,82 persen ke posisi 854,10. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Sebanyak 336 saham melemah sehingga menekan IHSG. 140 saham menguat dan 158 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 930.310. Total volume perdagangan saham 14,3 miliar saham dan nilai transaksi Rp 7,5 triliun. Investor asing beli saham Rp 95,65 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.377.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali indeks sektoral saham IDXtransportasi naik 0,97 persen. Indeks sektoral saham IDXtecno merosot 2,7 persen, dan catat penurunan terbesar. Diikuti sektor saham IDXfinance tergelincir 1,85 persen dan IDXhealth merosot 1,55 persen.

Analis PT Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menuturkan, pelemahan IHSG sejalan dengan pergerakan bursa Asia yang mayoritas merosot pada sesi pertama. Hal tersebut dipicu sentimen pertemuan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve.

"Sentimen berasal dari FOMC, terbaru menunjukkan bank sentral AS membahas kemungkinan akan melakukan pengurangan stimulus tahun ini,” ujar Sukarno saat dihubungi Liputan6.com.

Hal senada dikatakan Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana. Ia menuturkan, IHSG masih rawan koreksi terlebih bila sentuh level support. Hal ini pun juga didukung oleh pergerakan bursa global dan Asia yang juga koreksi.

“Adanya sentimen akan isu tapering yang akan dilaksanakan oleh Th Fed pada 2021 juga turut andil dalam koreksi hari ini,” kata dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Prediksi Sesi Kedua

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Herditya prediksi,IHSG masih rawan koreksi pada sesi kedua perdagangan.  IHSG diperkirakan bergerak di kisaran support 6.015,5.947 dan resistance 6.209,6.263. “Kalau kita cermati, IHSG sudah berada di bawah support 6.040,” kata dia.

Sementara itu, untuk strategi saham, Sukarno mengatakan agar investor wait and see terutama saham LQ45 yang harga saham sebelumnya sudah naik. “Tunggu sinyal selanjutnya saja jika ingin buyback,” kata dia.

Sedangkan saham pilihan, Sukarno memilih trading harian untuk saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) dan PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya