Liputan6.com, Blora - Kesulitan membaca teks yang banyak di komputer menjadi kendala utama bagi para siswa di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, ketika mengikuti simulasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), Kamis (19/8/2021).
Baca Juga
Advertisement
Salah seorang siswa SLB Negeri Jepon Erik Renanda ketika ditemui di sekolahnya itu terlihat tampak serius membaca tulisan di depan laptop, serta membawa kertas dan pulpen.
Dengan dibimbing gurunya, siswa jenjang SMP Kelas VIII ini secara cepat menjawab pertanyaan awak media dengan menggunakan bahasa isyarat. Yakni, gerakan tangan menyebutkan nama, alamat, dan kendala yang dihadapinya ketika mengikuti simulasi ANBK.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Tak Semua Siswa Ikut
Sementara itu, Wakil Kepala Kurikulum SLB Negeri Jepon, Sri Mulyati mengatakan, total siswanya secara keseluruhan dari jenjang SD, SMP, dan SMA sebanyak 281 anak. Dia mengatakan, yang turut mengikuti simulasi ANBK hanya 17 siswa.
"Yang ikut dari SMA ada 1 siswa, dari SMP ada 9 siswa, dan dari SD ada 7 siswa," ungkap Mulyati ditemui awak media ini di sekolah setempat.
Menurut Mulyati, yang turut mengikuti simulasi ANBK di sekolahnya tersebut adalah siswa penyandang disabilitas tunarungu, serta mempunyai penyerta lain.
"Kebanyakan penyertanya tunagrahita. Karena ini program ya harus dilaksanakan," jelasnya.
Lebih lanjut, Mulyati mengungkapkan kendala yang dihadapi siswanya itu karena kesulitan dalam membaca teks secara banyak di komputer.
"Kesulitannya membaca teks yang banyak. Yang jelas ini awal. SLB ini baru pertama kali," katanya.
Sekadar diketahui, ANBK adalah program pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang sekolah dasar hingga menengah.
Program pengganti Ujian Nasional (UN) yang dihapuskan ini rencananya digelar sekitar bulan September-Oktober 2021 mendatang.
Advertisement