Kasus COVID-19 Pertama Terdeteksi di Kampung Atlet Paralimpiade Tokyo 2020

Kasus Virus Corona COVID-19 pertama telah terdeteksi di desa atlet Paralimpiade Tokyo 2020.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 20 Agu 2021, 20:39 WIB
Kapal penarik memindahkan Simbol Paralimpiade "Three Agitos" yang dipasang di Taman Laut Odaiba, Tokyo pada Jumat (20/8/2021). Paralimpiade Tokyo 2020 berlangsung 24 Agustus hingga 5 September mendatang setelah ditunda setahun akibat pandemi Covid-19. (Yuichi Yamazaki/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kasus COVID-19 telah terdeteksi di kampung Paralimpiade Tokyo, hanya beberapa hari sebelum Olimpiade para difabel akan dimulai.

Menurut penyelenggara, orang yang dites positif terkena virus corona itu bukanlah seorang atlet dan bukan penduduk Jepang. Mengutip BBC, Jumat (20/8/2021), penyelenggara telah melaporkan lebih dari 70 kasus COVID-19 yang terkait dengan Paralimpiade, sebagian besar di antara kontraktor dan staf.

Pertandingan akan dimulai selam lima hari, mulai 24 Agustus.

Sekitar 4.400 atlet dari sekitar 160 tim akan mengikuti Paralimpiade. Seperti halnya Olimpiade, mereka akan diminta untuk menjalani tes COVID-19 setiap hari, dan harus memakai masker dan menjaga jarak sosial di dalam kampung Paralimpiade. 

Tokyo saat ini berada dalam keadaan darurat keempat, dan penyelenggara telah memutuskan untuk tidak mengizinkan penonton selama Paralimpiade.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dilema Penyelenggaraan Olimpiade

Kloter pertama kontingen Indonesia yang akan menjalani pertandingan di ajang Paralimpiade Tokyo 2020 telah berangkat ke Jepang pada hari Senin 16 Agustus 2021. (Istimewa)

Penyelenggara mengatakan mereka setidaknya berhasil besar mencegah penyebaran COVID-19 selama Olimpiade awal bulan ini melalui langkah-langkah pencegahan virus yang keras.

Namun, para kritikus mengatakan Olimpiade berkontribusi pada lonjakan infeksi di dalam negeri.

Dalam beberapa hari terakhir, Jepang telah melaporkan lebih dari 20.000 kasus per hari, lebih banyak dari sebelumnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya