Liputan6.com, Jakarta Meskipun segala kegiatan dan aktivitas pekerjaan masih dilakukan di rumah, tidak ada salahnya untuk mempersiapkan kembali kemampuan berkomunikasi Anda sebelum akhirnya kembali bekerja langsung.
Kebiasaan yang sudah dijalani hampir setahun ini membuat sebagian orang tidak pergi keluar untuk berinteraksi langsung dengan orang lain, hal tersebut mungkin akan menurunkan kemampuan berkomunikasi kita, misalnya menjadi lebih pemalu dan tidak tahu topik apa yang ingin dibicarakan.
Advertisement
Gaya hidup serba di rumah ini mulai membuat kita nyaman berada di rumah terus menerus secara tidak langsung. Tak heran apabila Anda merasa aneh dan canggung saat bertemu rekan kerja yang sudah lama tidak berjumpa langsung.
Meskipun demikian, Anda tidak perlu merasa khawatir karena salah satu pakar komunikasi berkata bahwa sumber kecemasan umum yang bisa didengarnya adalah interaksi yang harus kembali dilakukan antar rekan kerja nanti.
Salah satu contohnya adalah obrolan ringan dan sekedar basa-basi saat berpapasan di lift, kamar kecil, ataupun lingkungan kantor lainnya. Namun, yang perlu digarisbawahi adalah keterampilan basa-basi tidak memiliki kaitan dengan kepribadian Anda. Hal tersebut justru berkaitan dengan belajar berempati kepada audiens Anda.
Melansir dari CNBC Make It, jika ingin meningkatkan keterampilan komunikasi serta mampu menciptakan suasana obrolan yang nyaman, ada 7 hal yang harus dihindari sebagai berikut.
7 Hal yang Harus Dihindari
1. Berasumsi Tidak Ada Orang yang Ingin Berbicara dengan Anda
Merasa malu untuk memulai pembicaraan adalah wajar. Namun, kamu bukanlah satu-satunya orang yang merasa begitu. Jika Anda mengkhawatirkan fisik dan merasa tidak percaya diri, sekarang adalah waktunya untuk berhenti hanya berfokus pada diri sendiri saja.
Pikirkan hal-hal yang jauh lebih penting dan memiliki lingkup yang luas. Apalagi setelah berbulan-bulan melakukan isolasi di rumah karena pandemi, tidak menutup kemungkinan orang-orang di sekitar Anda sudah siap untuk kembali membangun relasi.
2. Menyela Percakapan yang Ada
Waktu yang tepat adalah kunci memiliki komunikasi dan interaksi yang mulus. Jika Anda melihat dua orang atau lebih sedang terlibat dalam sebuah percakapan dengan semangat penuh, jangan memberanikan diri Anda untuk langsung masuk ke lingkaran tersebut.
Hal tersebut pertama dinilai tidak memiliki etika karena sudah memotong percakapan orang lain. Kedua, mereka belum tentu menginginkan atau mengizinkan Anda untuk masuk terlibat. Oleh karena itu, melihat situasi dan kondisi serta menentukan waktu yang tepat menjadi sangat krusial.
Solusi yang ditawarkan adalah menunggu jeda. Kemudian, begitu Anda mendapatkan perhatian dari salah satu mereka, idealnya ada komunikasi nonverbal yang terjadi. Di situlah kesempatan Anda untuk membuka topik.
Ingat, perlu menjaga jarak untuk tidak terlalu berdekatan dengan lawan bicara. Jika Anda memang ingin didengar, jangan terlalu jauh dan dekat. Itu akan menghancurkan suasana.
3. Mulai Berbicara Tanpa Harus Mengatakan Sesuatu
Membaca situasi juga memerlukan kepekaan pada situasi sekitar. Ketika seseorang sedang merasa sedih, terpuruk, atau sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri, mencairkan suasana dengan berkata “Hai!”, bukanlah hal yang baik dilakukan.
Situasi yang ada menjadi jauh lebih sensitif, dengan begitu Anda perlu melakukan konfirmasi terlebih dulu untuk meminta izin pada lawan bicara apakah diperkenankan untuk mengajaknya berbicara/menanyakan sesuatu.
Hal tersebut akan lebih sopan dan memudahkan Anda untuk menyesuaikan diri.
Advertisement
4. Mulai dengan Topik Konvensional
Apabila ada orang baru yang membuat Anda tertarik untuk mengajaknya berbicara, sebaiknya tidak membicarakan topik yang terlalu berbobot/serius, tidak menyenangkan, dan hal-hal yang berbau politik.
Orang akan langsung jenuh, malas, dan membuka peluangnya untuk berbicara dengan Anda karena sudah bisa membayangkan betapa bosannya membicarakan sesuatu yang berat. Ditambah, jika terjadi perbedaan pendapat, hal itu tentunya akan membuat orang asing tersebut tidka nyaman.
Jika tetap tertarik pada topik-topik tersebut, itu bagus, tetapi tahan sebentar. Sebagai permulaan, bukalah dengan hal-hal ringan dan sederhana, seperti sesuatu yang dekat dengan Anda dan bisa diamati bersama.
Misalnya tentang musik yang bisa kalian berdua dengar, atau makanan yang bisa dicicipi bersama.
5. Menggunakan Bahasa yang Sulit Dipahami
Hubungan yang sudah terjalin harus dipertahankan dan menjadikan diri Anda sebagai sosok yang mudah dimengerti dalam penggunaan bahasa/kata yag digunakan.
Jika Anda berbicara dengan bahasa yang berbeda, misalnya menggunakan bahasa gaul yang tidak terlalu dimengerti, hal itu harus dihindari menggunakan kata-kata yang mudah dipahami.
Komunikasi yang lancar membutuhkan pemahaman yang sama agar pesan yang ingin disampaikan tidak berbeda dengan apa yang ingin disampaikan di awal obrolan.
6. Terlalu Banyak Membicarakan Diri Sendiri
Pada dasarnya orang suka membicarakan diri sendiri dan mengajukan pertanyaan untuk menggali lawan bicara Anda adalah resep rahasia yang harus ditambahkan dalam percakapan Anda.
Namun, belum tentu hal tersebut disetujui setiap orang. Tidak ada yang suka merasa diinterogasi, jadi jika pertanyaan yang diajukan mula ke arah tersebut, mundurlah agar percakapan yang dilakukan bisa lebih santai dan rileks.
Pakar merekomendasikan untuk menceritakan kisah, tawarkan pendapat, agar obrolan yang dilakukan bisa secara tidak langsung melepas beban lawan bicara anda.
7. Membuang Waktu Lawan Bicara
Berbicara dengan seseorang harus dengan atensi penuh agar menunjukkan Anda memiliki minat dan tujuan yang serius saat berbicara dengan mereka. Jangan menatap lantai, sambil bermain gawai atau hanya melihat lawan bicara dari balik bahu.
Sangat mudah untuk mengabaikan obrolan ringan karena merasa canggung, aneh, tidak nyaman atau tidak penting. Namun, ketika ada hubungan yang terjalin secara spontan, hargailah percakapan tersebut.
Reporter: Caroline Saskia