Liputan6.com, Jakarta Dunia seni Indonesia kembali berduka. Sastrawan sekaligus budayawan Budi Darma meninggal dunia. Kabar ini diterima Showbiz Liputan6.com pada Sabtu (21/8/2021).
Kabar duka bermula ketika akun Instagram @sastragpu yang diikuti 20 ribuan orang mengunggah foto almarhum Budi Darma mengenakan dalaman putih dan jaket tebal.
Baca Juga
Advertisement
“Selamat jalan Pak Budi Darma. Sampai jumpa lagi, Maestro. Terima kasih atas karya-karyamu bagi Indonesia. Rest in love, Pak. Budi Darma, 25 April 1937 - 21 Agustus 2021,” @sastragpu mengabarkan Budi Darma meninggal dunia.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Terhormat dan Tercinta
Dalam hitungan menit kabar ini menjalar di medsos dan direspons para pencinta sastra hingga kalangan selebritas. Salah satunya, bintang film Mereka Bilang Saya Monyet, Djenar Maesa Ayu.
Mengunggah foto bareng Budi Darma, pemeran Moeryam dalam film Kartini menulis, “Ini foto terakhir kita bersama, bapak Budi Darma yang terhormat dan tercinta.”
Advertisement
Djenar Kehilangan
Sebagai seniman sekaligus pencinta sastra, Djenar Maesa Ayu menyebut meninggalnya Budi Darma adalah bentuk kehilangan yang tak bisa gambarkan dengan kata-kata.
“Kehilanganmu kukehilangan kata-kata. Namun kata-kata dalam karyamu, kebaikanmu dan kenangan itu, tak akan hilang ditelan masa. Terima kasih tak terhingga untuk segalanya,” ia menyambung.
Duka Dewi Lestari
Setelahnya, Djenar Maesa Ayu mendoakan, “Semoga tenang di manapun sekarang bapak berada. Amin.” Unggahan ini direspons Dewi Lestari. “Sangat kehilangan,” ujarnya di kolom komentar.
Lahir di Rembang, Jawa Tengah, 25 April 1937, Budi Darma adalah Guru Besar Universitas Negeri Surabaya yang namanya diabadikan di Ensiklopedia Pengarang Indonesia.
Advertisement
Rekam Jejak Budi Darma
Sejumlah karya fenomenal yang ditulisnya menjadi sumbangsih yang memajukan dunia sastra Tanah Air. Tiga novel Budi Darma yang dikenal khalayak yakni Olenka (1983), Raflus (1998), dan Ny Talis (1996), serta kumpulan cerpen dengan tajuk Orang-Orang Bloomington (1981).
Melansir dari Wikipedia, novel Olenka panen pujian. Ia mendapat hadiah pertama Sayembara Mengarang Roman dari Dewan Kesenian Jakarta pada 1980. Sejak itu, ia konsisten melahirkan karya yang berdampak.