Liputan6.com, Kuala Lumpur - Ismail Sabri Yaakob (61) telah dilantik menjadi Perdana Menteri Malaysia pada Sabtu (21/8) waktu setempat - mengakhiri hampir satu pekan gejolak politik di Putrajaya.
Dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (21/8/2021) politisi dari United Malays National Organisation (UMNO) itu membacakan sumpah jabatannya di hadapan Raja Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, di istana nasional Malaysia.
Advertisement
Upacara pelantikan tersebut diadakan sehari setelah penunjukan Ismail Yaakob diumumkan oleh Raja Malaysia, menyusul pertemuan khusus Konferensi Penguasa.
Raja Malaysia mengatakan, bahwa pemerintah harus segera melanjutkan upaya untuk memerangi COVID-19.
Ismail Yaakob, sebelum menjadi PM Malaysia, menjabat sebagai wakil perdana menteri dan menteri pertahanan di pemerintahan Perikatan Nasional (PN) yang dipimpin oleh Muhyiddin Yassin, yang mengundurkan diri karena kehilangan dukungan mayoritas di Majelis Rendah.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
114 Anggota Parlemen Malaysia Pilih Ismail Sabri Yaakob Jadi PM Baru Malaysia
Sejumlah anggota parlemen UMNO, yang dipimpin oleh presiden partai Ahmad Zahid Hamidi, sebelumnya telah mencabut dukungan mereka untuk Muhyiddin.
Pemerintahan Perikatan Nasional baru terbentuk sekitar 18 bulan lalu pada Maret 2020, setelah perebutan kekuasaan yang menyebabkan pemerintahan Pakatan Harapan lengser.
Pada Selasa (17/8), 220 anggota parlemen Malaysia diminta untuk menyerahkan pernyataan resmi yang menyatakan calon perdana menteri pilihan mereka ke istana nasional.
Sebanyak 114 anggota parlemen memilih Ismail Yaakob - memberinya mayoritas sederhana.
Dalam pertemuan dengan para pemimpin partai politik besar Malaysia pada Rabu (18/8), Raja Malaysia memutuskan bahwa semua harus bekerja sebagai satu tim.
Perdana menteri yang baru juga harus mencari mosi tidak percaya di parlemen sesegera mungkin, kata Raja Malaysia, seraya menambahkan bahwa pemilihan umum bukan pilihan terbaik saat ini.
Advertisement