Hotel Indonesia Genap Ulang Tahun ke-59, Rayakan dengan Kompetisi Fotografi hingga Kue Raksasa

Hotel Indonesia dibangun pada masa pemerintahan Presiden Sukarno dengan dana pampasan perang dari Jepang senilai 20 juta dolar AS.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 23 Agu 2021, 09:32 WIB
Kue ulang tahun dengan menampilkan replika bangunan Hotel Indonesia. (dok. Hotel Indonesia Kempinski)

Liputan6.com, Jakarta - Pada 5 Agustus 1962, Hotel Indonesia diresmikan pertama kali oleh Presiden ke-1 RI, Sukarno. Sejak itu, hotel bintang lima pertama di Indonesia terus beroperasi sampai sekarang. Menyambut ulang tahun ke-59, hotel yang ditetapkan sebagai cagar budaya sejak 29 Maret 1993 itu menyiapkan beragam kegiatan.

Salah satunya adalah kompetisi fotografi. Dalam rilis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu, kompetisi fotografi itu berlaku bagi warga negara Indonesia. Anda yang tertarik berpartisipasi diminta untuk mengunggah foto feature Hotel Indonesia Kempinski di media sosial masing-masing dengan menyertakan tagar #HI59Anniversary.

Kompetisi fotografi tersebut akan berlangsung hingga 31 Agustus 2021. Hasil foto tidak terbatas pada angle staycation, arsitektur, maupun makan di tempat, melainkan menampilkan hotel dari perspektif baru. Panitia akan memilih tiga pemenang dengan hadiah utama ponsel pintar dan kesempatan menginap semalam di kamar Grand Deluxe. 

"Foto pemenang akan ditampilkan di media sosial Hotel Indonesia," demikian pernyataan rilis tersebut.

Tak lengkap perayaan ulang tahun tanpa kue. Karena itu, menandai pertambahan usia, tim chef pastry membuat kue berbentuk replika Hotel Indonesia sepanjang 1,3 meter. Hasilnya tampak detail dari bangunan hotel yang dirancang pasangan arsitektur asal Amerika Serikat itu, Abel dan Wendy Sorensen.

"Kue ulang tahun itu akan ditampilkan di lobi hotel selama periode 5--31 Agustus 2021," sambung rilis tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Wajib Tunjukkan Kartu Vaksin

Area makan luar ruang di Ramayana Terrace Hotel Indonesia Kempinski. (dok. Hotel Indonesia Kempinski)

Hotel Indonesia juga membuka kembali deretan tempat makannya. Salah satunya Ramayana Terrace yang merupakan salah satu bangunan yang berdiri sejak awal hotel dibuka. Konsumen bisa menikmati pengalaman makan di luar ruang mulai pukul 15.00--20.00 WIB.

"Mengikuti aturan pemerintah, tamu wajib menunjukkan bukti vaksinasi untuk memasuki area makan," kata pihak hotel.

Signatures' Garden Terrace juga dibuka kembali untuk umum setiap hari mulai pukul 11.00--20.00 WIB. Di sini tersedia beragam makanan Indonesia, Barat, dan Jepang.

Satu lagi tempat makan yang kembali menerima tamu adalah Sky Pool Bar. Konsepnya juga menyediakan tempat makan di ruang terbuka di samping kolam renang. Seiring dengan itu, tamu bisa menikmati fasilitas kolam renang mulai pukul 11.00--20.00 yang diklaim menerapkan standar kebersihan yang ketat.


Sejarah Awal Hotel Indonesia

Petugas kepolisian berjaga di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Sabtu (3/7/2021). Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berlaku mulai hari ini Sabtu, 3 Juli sampai dengan 20 Juli 2021, untuk mengurangi penyebaran Covid-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hotel bintang lima pertama di negeri ini dibangun dengan dana pampasan perang dari Jepang senilai 20 juta dolar AS. Hotel yang kini dikelola oleh Kempinski tersebut merupakan salah satu proyek mercusuar Presiden Sukarno.

Terbilang ambisius mengingat saat itu Indonesia baru saja merdeka dengan kondisi ekonomi yang masih morat-marit. Dengan dana sebesar itu, tak pelak proyek tersebut menuai kritik pedas.

Pada saat pembukaan, pemerintah hanya menyebar 600 undangan untuk menghadiri acara peresmian. Namun saat hari H, yang hadir mencapai 1.500 orang. Karena kapasitas Balairung hanya cukup untuk 800 orang, sisanya mengantre di luar. Kebanyakan adalah warga biasa yang penasaran dengan bentuk hotel bintang lima.

Bung Karno menunjuk Intercontinental untuk mengelola Hotel Indonesia. Penunjukan operator manajemen itu dilakukan bahkan sebelum hotel dibangun. 

Ada pertimbangan khusus yang mendorong Sukarno menggunakan jasa perusahaan asing untuk hotel tersebut meski dinilai kontradiktif dengan citranya sebagai seorang nasionalis. Salah satunya soal kemampuan SDM Indonesia yang dinilai belum sanggup pada masa itu. Meski demikian, jabatan general manager tetap dipegang oleh orang Indonesia.


Fasilitas Isolasi Mandiri Anggota DPR

Infografis Fasilitas Anggota DPR di Hotel Isolasi Mandiri. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya