Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengungkapkan keberhasilan pengelolaan sumber daya ikan berkelanjutan tidak hanya akan menjaga posisi Indonesia sebagai pemasok utama ikan di dunia. Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan devisa negara.
Hal tersebut dinilai bisa terwujud, ditambah saat ini juga ada penerapan trade limit ukuran ikan yang bisa diekspor.
Advertisement
"Terlebih dengan adanya penerapan trade limit ukuran ikan yang diekspor. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan devisa negara dari pasar perikanan global," ungkap Trenggono dalam Webinar: "Optimasi Tata Kelola Perikanan Berkelanjutan Melalui Pengelolaan Terukur & Kolaboratif" pada Senin (23/8/2021).
KKP selama periode 2021-2024 memiliki tiga program prioritas dalam pengelolaan sumber daya perikanan secara terukur.
Program pertama adalah peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari perikanan tangkap untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, melalui kebijakan penangkapan terukur di setiap wilayah pengelolaan perikanan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Budidaya
Kedua, pengembangan budidaya untuk peningkatan ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan. Program prioritas ketiga adalah pembangunan kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut yang berbasis kearifan lokal.
Ketiga program tersebut untuk menjaga momentum pertumbuhan nilai sektor perikanan RI. "Kebutuhan protein bergizi tinggi dari ikan baik di level nasional maupun dunia terus meningkat. Hal ini mendorong naiknya upaya pemanfaatan potensi sumber daya perikanan di indonesia, termasuk pemanfaatan potensi komoditas kakap dan kerapu," tutur Trenggono.
Advertisement