BEI Bidik Target 1.000 Emiten Dapat Tercapai Melalui SPAC

Pada saat ini di Indonesia belum ada skema investasi melalui pendirian perusahaan dengan skema SPAC.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Agu 2021, 12:15 WIB
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengharapkan 1.000 perusahaan tercatat atau emiten bakal tercapai dalam waktu dekat. Hal itu juga didukung dari komitmen pemerintah, regulator terkait dan masih tingginya gairah pasar modal Indonesia.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, jumlah perusahaan tercatat yang semakin banyak merupakan harapan semua baik BEI dan pemangku kepentingan pasar modal Indonesia. Hingga kini, terdapat 740 perusahaan tercatat saham. Di sisi lain, ada 24 perusahaan yang sedang dievaluasi dan antre untuk melantai di BEI pada 2021.

“Dengan ada dukungan dan komitmen dari pemerintah, regulator terkait, serta masih tingginya gairah pasar modal Indonesia, kami berharap dalam waktu tidak terlalu lama angka 1.000 perusahaan tercatat dapat terlampaui,” ujar dia kepada wartawan ditulis Senin (23/8/2021).

Nyoman menuturkan, pencapaian itu akan diakselerasi melalui sejumlah terobosan. Salah satunya lewat Special Purpose Acquistion Company (SPAC). Ia mengatakan, pada saat ini di Indonesia belum ada skema investasi melalui pendirian perusahaan dengan skema SPAC.

“Untuk itu, bursa sedang melakukan studi terkait dengan SPAC termasuk pemetaan atas regulasi yang sekiranya dapat mensupport perkembangan SPAC dan juga regulasi baru yang diperlukan untuk implementasinya,” kata dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Melalui SPAC

Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun SPAC didirikan oleh sponsor yang merupakan pihak individu/perusahaan dan telah memiliki pengalaman dan reputasi untuk dapat identifikasi dan menyelesaikan proses penggabungan usaha dengan perusahaan target untuk menjadikan perusahaan tersebut perusahaan publik.

"Di USA pada 2021, 70 persen perusahaan tercatat berasal dari SPAC sedangkan sisanya kontribusi dari proses pencatatan secara konvensional,” ujar Nyoman.

Dengan demikian, peningkatan jumlah perusahaan tercatat diakselerasi melalui pencatatan saham perusahaan yang dilakukan seperti saat ini dan melalui SPAC.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya