Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 19 warga sipil tewas dan dua lainnya terluka pada Jumat 20 Agustus dalam serangan kelompok bersenjata tak dikenal di desa Tem, yang terletak di komune Anzourou di wilayah Tillabery Nigeria barat.
Insiden mengerikan ini disampaikan oleh pihak Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Publik Nigeria pada Sabtu (21/8) malam.
Advertisement
Serangan itu menargetkan penduduk sipil pada ketika mereka melakukan salat, dilakukan oleh "orang-orang tak dikenal yang datang dengan berjalan kaki."
"Kami memperkuat pengaturan keamanan yang ada di daerah itu, penyelidikan yudisial sedang dilakukan untuk menemukan pelaku tindakan pengecut ini," kata kementerian tersebut, demikian dikutip dari laman Xinhua, Senin (23/8/2021).
Wilayah itu dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan jumlah serangan mematikan terhadap angkatan bersenjata dan warga sipil Nigeria.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
37 Orang Tewas Beberapa Hari Sebelumnya
Sementara itu, laporan lainnya menyebut 37 warga sipil tewas dan empat lainnya terluka pada Senin (16/8) sore dalam serangan oleh orang-orang bersenjata tak dikenal di desa Darey Dey, yang terletak di departemen Banibangou, wilayah Tillabery, kata sumber keamanan.
Serangan itu dilakukan oleh beberapa orang bersenjata yang mengendarai sepeda motor dan menyerang warga sipil yang bekerja di ladang mereka, kata sumber yang sama.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Rabu (18/8) mengutuk keras serangan orang-orang bersenjata tak dikenal terhadap warga sipil di wilayah tersebut, kata juru bicaranya.
Guterres menyatakan keprihatinan mendalam tentang dampak kumulatif dari serangan yang sering terjadi.
Saat ini sudah lebih dari 100.000 orang telah mengungsi dan 520.000 membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Sekretaris Jenderal PBB itu menegaskan kembali komitmen Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk terus mendukung Nigeria dalam upayanya untuk melawan dan mencegah terorisme dan ekstremisme kekerasan, mempromosikan kohesi sosial dan mencapai pembangunan berkelanjutan.
Advertisement