Ingin PTM Terbatas Dimulai, Nadiem: Banyak Anak Putus Sekolah hingga KDRT

Nadiem menjelaskan, beberapa bulan lalu, saat pembelajaran tatap muka telah disiapkan matang, tiba-tiba Covid-19 varian Delta menyerang Indonesia.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 23 Agu 2021, 12:37 WIB
Mendikbudristek Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (15/6/2021). Rapat membahas Rencana Kerja Pemerintah Kementerian/Lembaga (RKP K/L) dan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) tahun 2022. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudrstek) Nadiem Makarim menyampaikan, pihaknya ingin pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dapat secepatnya diterapkan di daerah status PPKM level 1, 2, dan 3.

"Saya dari bulan Januari, bahkan dari tahun kemarin, saya dan tim kami di Kemendikbudristek posisisinya sudah jelas. Secepat dan seaman mungkin semua anak harus balik sekolah, itu posisi kita sudah sangat jelas," kata Nadiem saat rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, Senin (23/8/2021).

Nadiem menjelaskan, beberapa bulan lalu, saat belajar tatap muka di sekolah telah disiapkan matang, tiba-tiba Covid-19 varian Delta menyerang Indonesia pada pertengahan Juni 2021. Nadiem mengaku Kemendikbud sangat kaget dan sedih.

"Kemendikbud itu salah satu minggu tersedih kita lah. Kita sudah kerja keras untuk mendorong daerah yang sulit sekali didorong untuk membuka sekolahnya akhirnya mereka membuka, tiba-tiba delta variant melanda," ujar dia.

Nadiem membeberkan, belajar jarak jauh memiliki sejumlah dampak negatif bagi pelajar. Di antaranya putus sekolah hingga mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

"Saya tidak harus menjelaskan lagi apa risikonya, ini kita sudah ada penurunan capaian belajar, banyak anak putus sekolah, apa lagi perempuan. Di berbagai macam daerah banyak learning loss yang dampaknya permanen, kekerasan terjadi dalam rumah tangga. Ini kita semua sudah tahu, semua kita adalah orang tua, atau anak, atau punya teman, yang sudah mengalami ketegangan melaksanakan PJJ, jadi ini harus segera kita akselerasi," kata dia.


Jaga Psikologis Anak

Sejumlah siswa mengikuti uji coba kegiatan belajar tatap muka di SDN Kenari 07/08 Pagi, Jakarta, Rabu (9/6/2021). SDN Kenari 07/08 Pagi telah menjalani evaluasi (assesment) dan dinilai telah memenuhi persyaratan untuk pembelajaran tatap muka sesuai protokol kesehatan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Nadiem menegaskan, Kemendikbud ingin PTM terbatas segera diterapkan agar kondisi psikologis anak terjaga.

"Setiap kali diskusi dengan kementerian-kementerian lain, posisi kami selalu sama, secepat mungkin. Ini sudah terlalu lama kondisi psikologis anak kita dan kognitif learning loss anak kita sudah terlalu kritis, kita harus secepat mungkin membuka dengan protokol kesehatan yang ketat," tandas Nadiem.


10 Jurus Cegah Klaster Sekolah Tatap Muka

Infografis 10 Jurus Cegah Klaster Sekolah Tatap Muka (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya