Tak Cuma Stres, Putus Cinta Sebabkan 7 Masalah Kesehatan Ini

Reaksi tubuh yang dialami seseorang usai putus cinta pun berbeda, bisa bersifat fisik, emosional, atau mental.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 23 Agu 2021, 16:19 WIB
Ilustrasi/copyright pixabay.com

Liputan6.com, Jakarta - Dalam menjalin hubungan cinta, tentu tidak selalu berjalan sesuai rencana. Terkadang hubungan tidak bisa dipertahankan dan malah berujung putus.

Keputusan mengakhiri hubungan asmara tentu bukan hal mudah, apalagi jika telah bersama cukup lama. Rasa sedih yang begitu mendalam bahkan bisa berimbas pada kondisi tubuh Anda.

Reaksi tubuh yang dialami seseorang pascaputus cinta pun berbeda, bisa bersifat fisik, emosional, atau mental.

Nyatanya ada beberapa masalah kesehatan yang terjadi pada tubuh usai putus cinta. Penasaran apa saja? Berikut ulasannya seperti melansir dari Boldsky, Senin (23/8/2021). 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


1. Melepaskan hormon kortisol

ilustrasi/copyright pexels.com/Austin Guevara

Kortisol adalah hormon stres yang dilepaskan ketika seseorang sedang mengalami stres berat serta kadar glukosa darah yang rendah. Salah satu pemicu dalam kadar hormon ini diamati ketika seseorang mengalami putus hubungan.

Seperti yang kita ketahui, kondisi putus cinta adalah stressor jangka panjang yang menyebabkan hormon kortisol tetap berada di dalam tubuh kita lebih lama yang memengaruhi tubuh dengan memberi kita lebih banyak stres, ketakutan, kelelahan fisik dan sebagainya.


2. Imunitas melemah

Ilustrasi Pemutusan Hubungan Kerja Credit: pexels.com/MayconMarmo

Putus cinta akan melemahkan sistem kekebalan tubuh dengan mematikan bagian-bagian tertentu dalam tubuh yang membantu memerangi mikroba penyebab penyakit.

Kondisi itu menghasilkan sekresi hormon stres yang memengaruhi sistem kekebalan selama rentang waktu tertentu. Ini akan berdampak pada fungsi tubuh yang lain.

Selain itu, juga akan membuat tubuh menjadi lemah dan membuat Anda lebih sensitif terhadap penyakit fisik lainnya.


3. Menyebabkan masalah pada kulit

ilustrasi rekomendasi makanan yang bisa menghilangkan bekas jerawat/pexels

Tahukah Anda tingkat stres yang tinggi bisamenyebabkan masalah kulit seperti jerawat?

Sebuah penelitian yang dilakukan peneliti dari Wake Forest University North Carolina pada 2007, menemukan bahwa individu yang mengalami tingkat stres berlebihan, seperti patah hati, 23 persen lebih berisiko munculnya jerawat.

Studi itu mengungkapkan bahwa stres memicu peradangan dan jerawat adalah penyakit kulit peradangan. 


4. Pemicu stres hingga depresi

Ilustrasi Stres dan Cemas Credit: pexels.com/VictoriaB

Putus cinta yang Anda alami dirasakan sebagai sebuah stres dalam tubuh karena tidak dapat menemukan penyebab pasti dari stres tersebut. Stres itu dipicu karena kondisi patah hati yang sedang dirasakan.

Respons oleh tubuh akan mencakup pikiran yang tidak diinginkan, kekakuan, konsentrasi buruk dan sebagainya. Putus cinta memicu kecemasan kronis dan jika kondisi ini diabaikan, itu bisa berubah menjadi depresi.


5. Pengaruhi pencernaan dan kualitas tidur

Sumber: Freepik

Sebuah perpecahan berada di bawah tekanan jangka panjang, karenanya tubuh cenderung melepaskan hormon stres yang disebut kortisol yang memainkan peran mengalihkan darah dari sistem pencernaanmu.

Ini dapat memicu kondisi seperti sindrom iritasi usus (IBS) yang akan membuat makan jadi berlebihan atau menjadi lebih sedikit.

Bicara soal tidur, insomnia atau hypersomnia adalah fenomena umum yang dialami orang putus cinta yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan, seperti tingkat energi yang rendah, stres dan depresi.


7. Serupa seperti pecandu kokain

Ilustrasi kecanduan alkohol (pixabay.com)

Sebuah penelitian yang dilakukan peneliti di Universitas Kolombia, menemukan bahwa putus cinta akan sangat signifikan memengaruhi otakmu dengan cara yang mirip dengan otak seorang pencandu kokain.

Sebuah neutrotransmitter yang disebut dopamin dilepaskan beberapa bagian otak, hormon ini memainkan beberapa peran penting dalam otak dan tubuh kita. Hal itulah yang akhirnya membuat seseorang terobsesi dengan individu yang dicintainya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya