Liputan6.com, Seoul - Topan Omais menjadi siklon ekstratropis terjadi pada Selasa pagi (24/8) di Korea Selatan, setelah muncul pada Senin tengah malam.
Akibat topan Omais, jalan-jalan, dan rumah warga terendam banjir, dan lebih dari 1.000 orang terpaksa mengungsi di kota-kota selatan Korea Selatan, seperti dikutip dari laman Yonhap News Agency, Selasa (24/8/2021).
Advertisement
Pada hari sebelumnya, otoritas Korea Selatan mencabut semua peringatan topan, tetapi dinas cuaca setempat memperkirakan hujan lebat dengan angin kencang akan berlanjut sepanjang hari di daerah pesisir dan bagian selatan negara itu.
Petugas pemadam kebakaran menyelamatkan 11 orang dari banjir bandang dan tidak ada korban luka yang dilaporkan pada Selasa pagi (24/8), menurut Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat Korea Selatan.
Sementara itu, 10 orang mengungsi di wilayah Tongyeong, Provinsi Gyeongsang Selatan, dan 1.106 orang dievakuasi di tengah kekhawatiran tanah longsor dan banjir di Busan timur, Changwon dan Provinsi Jeolla Selatan.
Rel kereta api yang menghubungkan Kota Gwangju dan Miryang di Provinsi Gyeongsang Selatan juga terputus setelah bagian rel kereta api tertutup tumpukan lumpur akibat hujan deras pada Selasa pagi (24/8) waktu setempat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Banjir di Sejumlah Wilayah Menghalangi Akses Jalan di Korea Selatan, Listrik di Ratusan Rumah Padam
Enam jalan di provinsi Gyeongsang Selatan dan Jeolla Selatan juga dilanda banjir.
21 pusat perbelanjaan di Kota Ulsan dan tiga rumah di Tongyeong juga terendam banjir.
Banjir bandang juga membanjiri tempat parkir luar ruangan di Sacheon, Provinsi Gyeongsang Selatan.
Kemudian di Ulsan dan Busan, 217 rumah kehilangan akses listrik untuk sementara.
Angin kencang dan hujan lebat memaksa 86 penerbangan dan 70 feri di Korea Selatan berhenti beroperasi.
Advertisement