Top 3: Harga Bitcoin Nyaris Sentuh Rp 721,84 Juta pada Awal Pekan

Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Selasa, 24 Agustus 2021.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 24 Agu 2021, 10:18 WIB
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Kembali mengalami kenaikan, harga bitcoin kembali mendekati USD 50.000 atau sekitar Rp 720,87 juta (asumsi kurs Rp 14.417 per dolar AS).Ini menjadi kabar gembira bagi pecintanya karena mata uang digital bisa rebound setelah berbulan-bulan melemah.

Seperti dilansir dari CNBC, Senin, 23 Agustus 2021, mata uang digital terbesar di dunia berdasarkan nilai pasar ini memiliki harga bitcoin USD 49.821 atau sekitar Rp 718,45 juta pada Sabtu sore di New York.

Meski turun, harga bitcoin berada di kisaran USD 48.876 atau sekitar Rp 704,83 juta pada  Minggu, 22 Agustus 2021.

Artikel harga bitcoin nyaris sentuh Rp 721,84 juta pada awal pekan menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham pada Senin, 23 Agustus 2021? Berikut sejumlah artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Selasa (24/8/2021):

1.Harga Bitcoin Nyaris Sentuh Rp 721,84 Juta pada Awal Pekan

Kembali mengalami kenaikan, harga bitcoin kembali mendekati USD 50.000 atau sekitar Rp 720,87 juta (asumsi kurs Rp 14.417 per dolar AS).Ini menjadi kabar gembira bagi pecintanya karena mata uang digital bisa rebound setelah berbulan-bulan melemah.

Seperti dilansir dari CNBC, Senin, 23 Agustus 2021, mata uang digital terbesar di dunia berdasarkan nilai pasar ini memiliki harga bitcoin USD 49.821 atau sekitar Rp 718,45 juta pada Sabtu sore di New York.

Meski turun, harga bitcoin berada di kisaran USD 48.876 atau sekitar Rp 704,83 juta pada  Minggu, 22 Agustus 2021.

Berita selengkapnya baca di sini

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


2.Harga Batu Bara Turun pada Awal Pekan, Ini Kata Analis

Aktivitas pekerja menggunakan alat berat saat menurunkan muatan batu bara di Pelabuhan KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Setelah meningkat, harga batu bara terpantau merosot. Menurut data ICE Newcastle (Australia), harga untuk komoditas energi ini berada di angka USD 157,5 per ton pada Senin (23/8/2021).

Padahal sebelumnya, harga batu bara sempat menyentuh USD 169,75 per ton. Angka tersebut menjadi rekor tertinggi sejak 2008 lalu. Lalu bagaimana prospek saham batu bara hingga akhir tahun ini?

Direktur Equator Swarna Investama, Hans Kwee mengatakan, bila penurunan yang terjadi karena ekonomi China dan Amerika Serikat juga mengalami hal yang sama.

"Ini memang karena ada Covid-19 varian delta jadi kemungkinan ekonomi Tiongkok dan Amerika Serikat itu turun, sehingga komoditas jadi melambat, oleh karena itu turun ke bawah," katanya kepada Liputan6.com.

Berita selengkapnya baca di sini


3.PPKM Diperpanjang Bakal Picu IHSG Melambung pada 24 Agustus 2021, Ini Alasannya

Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Selasa, 23 Agustus 2021.Hal ini menyusul sentimen positif dari perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2-4 hingga 30 Agustus 2021.

Akan tetapi, ada sejumlah wilayah yang level PPKM turun ke level 3 seperti di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Head of Investment Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayata menuturkan, IHSG bakal menguat karena data kesehatan dalam hal ini kasus COVID-19 sudah lebih baik. Dengan demikian level PPKM diturunkan.

Berita selengkapnya baca di sini

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya