Takut Taliban, ARMY Afghanistan Terpaksa Bakar Album BTS

Kehadiran Taliban di Afghanistan membuat ARMY terpaksa membakar album BTS.

oleh Syifa Aulia diperbarui 24 Agu 2021, 19:04 WIB
BTS di video musik Permission to Dance. (dok. Facebook/bangtan.official)

Liputan6.com, Afghanistan - Baru-baru ini, JTBCS News melaporkan berbagai kisah remaja perempuan di Afghanistan yang merasa khawatir nyawanya terancam karena kedatangan Taliban. Pihaknya berhasil mewawancarai beberapa warga Kabul seputar situasi yang sedang dihadapi.

Salah satu cerita menarik datang dari ARMY di Afghanistan. Mereka memutuskan untuk membakar dan menyembunyikan atribut BTS, boyband grup asal Korea Selatan.

Tindakan itu terpaksa dilakukannya karena keberhasilan Taliban menduduki kursi pemerintahan. Diketahui, atribut BTS tersebut berupa album, lightstick, hingga photocard.

Mereka menyebut bahwa Taliban akan melarang warga untuk mendengarkan musik. Hal itu yang membuat ARMY merasa terancam karena haknya dibatasi untuk mendengarkan lagu dari grup favoritnya. 


Terpaksa

Diunggah secara langsung di akun YouTube Louis Vuitton, video tersebut memamerkan 34 koleksi terbaru dan tujuh anggota BTS mengenakan desain Virgil Abloh. (Louis Vuitton)

Seorang siswa berusia 18 tahun bercerita bahwa dirinya terpaksa melakukan hal itu demi menyelamatkan nyawanya.

"Situasi kami memaksa kami untuk membakar atau menyembunyikan foto dan album BTS milik kami," katanya, dikutip dari Koreaboo, Selasa (24/8/2021).

Keputusan itu dilakukan mengingat Taliban di masa lalu tidak mengizinkan orang untuk mendengarkan musik mainstream.


Hanya mendengar musik Taliban

Ilustrasi Mendengarkan Musik Credit: pexels.com/Burst

Warga lain mengatakan bahwa dirinya hanya tinggal di rumah saat kekacauan di mulai. Ia juga merasa sangat takut saat mendengar Taliban menculik remaja.

"Saya sangat takut dan terkejut bahwa Taliban datang. Saya takut mendengar bahwa Taliban menculik gadis-gadis. Sejak Taliban mengambil alih, saya hanya tinggal di rumah," tuturnya.

Mereka bahkan harus berhati-hati meski hanya melihat ke luar jendela. Kedatangan Taliban membuat gerak-geriknya menjadi terbatas.

"Saya tidak bisa lagi mendengar musik yang saya dengar di jalanan sebelum Taliban mengambil alih. Saya hanya mendengar musik aneh Taliban sepanjang hari," ungkapnya.


Minta bantuan masyarakat internasional

Orang-orang Afghanistan duduk di dalam pesawat militer AS untuk meninggalkan Afghanistan, di bandara militer di Kabul, Kamis (19/8/2021). Ribuan orang berlomba-lomba melarikan diri dari Afghanistan setelah pasukan Taliban berhasil merebut pemerintahan negara itu. (Shakib RAHMANI/AFP)

Melihat situasi Kabul saat ini, membuat mereka memohon kepada masyarakat internasional untuk melakukan sesuatu lebih dari sekadar mengawasi situasi.

"Semua orang melihat kita mati. Saya berharap masyarakat internasional tidak akan meninggalkan Afghanistan sendirian dalam hal ini," katanya.


Taliban berhasil rebut pemerintahan Afghanistan

Pejuang Taliban menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri Afghanistan menyebut Presiden Afghanistan Ghani telah pergi ke Tajikistan. (AP Photo/Zabi Karimi)

Sebelumnya, dikabarkan bahwa Taliban telah berhasil menduduki istana kepresidenan Afghanistan. Kelompok Taliban memasuki Kabul pada Minggu (15/8/2021) waktu setempat.

Mereka juga telah menguasai sebagian besar distrik di sekitar pinggiran ibu kota. Situasi ini membuat warga Afghanistan berbondong-bondong tinggalkan negaranya dengan menumpang pesawat milik militer AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya