6 Penyakit dan Sindrom Misterius yang Bikin Dunia Medis Kebingungan

6 misteri medis ini meliputi alergi air, hingga sindorm yang membuat penderitanya berhenti bertumbuh setelah berusia 5 tahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Agu 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi stetoskop (pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Para dokter menghabiskan bertahun-tahun dan uang yang luar biasa untuk memproleh pengetahuan rinci tentang anatomi, biologi, kimia, dan ilmu pengetahuan lain yang mereka butuhkan untuk bekerja. Namun, diakhir pelatihan mereka, mereka akan memiliki alat yang dapat membantu mereka memprediksi kondisi pasien dan tahu bagaimana mengatasinya.

Hal tersebut memang benar dalam banyak kasus. Namun, kadang dokter dihadapkan dengan kondisi pasien yang sangat aneh, sehingga bahkan yang paling ahli pun angkat tangan.

Inilah 6 pemyakit hingga sindrom yang belum terpecahkan hingga hari ini dan membuat dunia medis kebingungan, seperti dilansir dari laman Oddee, Selasa (23/8/2021).

1. Alergi air

Ilustrasi sedang berenang Credit: pexels.com/Jim

Manusia terdiri dari sekitar 60% air. Air yang menjadi bagian penting dari struktur biologis manusia, sulit dibayangkan ada yang alergi terhadap air.

Namun, beberapa orang yang malang nyatanya menderita urtikaria aquagenic, atau alergi air. Mereka dapat minum air, hanya itu yang dapat dilakukan.

Jika penderita terpapar air, misalnya mandi, kulit mereka akan mengelurkan lepuh merah yang gatal dan terkadang menyakitkan. Berarti, penderita alergi air tidak dapat berenang, terkena hujan, atau benar-benar membasuh diri.

Bahkan, dalam kasus terparah, keringat pun dapat memiju gejala tersebut. Meskipun demikian, alergi air merupakan kasus yang jarang. Hingga saat ini, dokter masih tidak menemukan penyebabnya.

2. Sindrom orang kaku

ilustrasi nyeri otot. Foto. Pixabay

Stiff Person Syndrome (SPS) adalah suatu kondisi medis yang dapat membuat seseorang terpenjara dalam tubuhnya sendiri. kondisi ini menyebabkan kejang oto yang tak disengaja dan ekstrem, serta kaku dibagian tungkai.

Otot akan mulai kram dan kaku dengan sendirinya. Hal ini membuat penderita SPS tidak dapat mengontrol tubuh mereka sendiri. Penderita dapat  lumpuh total selama berjam-jam, bahkan berhari-hari. Mereka dalam keadaan sepenuhnya sadar dan kesakitan.

Kejang otot ekstem yang dimaksud bukan main-main. Ada penderita yang patah tulang akibat kejang otot tersebut.

Para dokter tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang penyebab SPS, tetapi mereka semakin dekat pada jawabannya. Mereka merasa keadaan tersebut mungkin ada hubungannya dengan sistem kekebalan tubuh yang mengalami overdrive maksimum dan mulai menyerang otak dan sumsum tulang belakang.

3. Penyakit Morgellons

Tumor pada tanaman mawar akibat Agrobacterium tumefaciens (wikimedia commons)

Bayangkan merasa seperti sesuatu yang terus menerus merayap di bawah kulit Anda. Ditambah luka kulit gatal aneh, berserat, sesuatu tumbuh dari sana, seperti yang ada dalam film horor.

Seperti itulah kehidupan sehari-hari penderita Morgellons. Ilmu kedokteran modern pun tidak mengerti apa yang tumbuh dari bawah kulit para penderita dan memngapa mereka terus merasa gatal.

Beberapa dokter percaya bahwa ada bakteri tertentu, yang disebut Agrobacterium, adalah dalang dibalik penyakit Morgellons ini. Bakteri tersebut menyebabkan tumor pada tanaman, yang menjelaskan gejala parasit penderita yang terkena Morgellons.

Selain itu, yang lain, mengira bahwa penyakit Morgellons sebenarnya tidak ada. Orang yang menderita penyakit ini telah didiagnosa dengan parasitosis delusi, yakni suatu kondisi psikologis dimana orang tersebut percaya bahwa mereka terinfeksi parasit.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


4. Sindrom Aksen Asing

Ilustrasi dua orang sedang berbicara (pexels)

Ini mungkin adalah salah satu kondisi yang paling aneh. Ketika seseorang terserang Foreign Accent Syndrome (FAS) atau Sindrom Aksen Asing, mereka akan mulai berbicara dengan aksen aneh, bahkan yang belum pernah mereka dengar sebelumnya.

Pada 1941, seorang perempuan Norwegia yang terluka dalam serangan udara tiba-tiba berbicara dalam aksen Jerman.

Penyebab penyakit FAS masih sebuah misteri. Untuk waktu yang lama, para dokter mengira hal tersebut merupakan gangguan psikologis, tetapi saat ini konsensus telah bergeser, dan mengubahkan menjadi kondisi neurologis.

FAS dapat dipicu beberapa hal, misalnya cedera otak, trauma, stroke, hingga multiple sclerosis. Dalam beberapa kasus, tidak diketahuipenyebab jelasnya. Pasien tiba-tiba mengembangkan suatu aksen dengan alasan yang tidak diketahui.

Bagaimanapun, dokter memiliki gagasan mengapa penderita FAS seperti berbicara dengan aksen yang belum pernah mereka dengar. Menurut para dokter, mereka ternyata tidak benar-benar berbicara dengan aksen, tetapi logat mereka hanya kacau, sehingga terdengar asing bagi pendengar.

5. Sindrom disembarkment

Ilustrasi kapal pesiar (pixabay)

Saat usai melakukan perjalanan jauh dengan kapal, Anda perlu memulihkan “kaki di darat” Anda. Ketika berusaha melakukannya, Anda akan merasa seolah tanah tergoyang dan berguncang di bawah kaki.

Itulah yang dirasakan penderita sindrom disembarkment. Mereka tidak pernah lepas dari sensasi mengerikan dari pergerakan yang tidak nyata.

Kondisi ini juga dapat dipicu oleh perjalanan dengan dengan kendaraan, seperti perahu, mobil, pesawat, bahkan lift. Dokter mengira sindrom ini berhubungan dengan gagalnya tubuh untuk menyesuaikan diri dengan tubuh yang sudah tidak lagi ada di atas kendaraan.

Belum ditemukan obat untuk sindrom ini. Dokter pun telah mencoba hal untuk membantu otak mengalibrasi ulang sendiri. Satu-satunya yang tampak berhasil adalah menggertakkan gigi dan melanjutkan perjalanan, yang dimana biasanya berlangsung sekitar 1 jam.

Penderita migran dan perempuan dengan rentang usia 30-60 tahun tampaknya lebih rendan terhadap sindrom disembarkment. Namun, fakta tersebut tidak membantu dokter menggali lebih dalam tentang penyakit tersebut.

 6. Sindrom X

Ilustrasi balika 5 tahun (pixabay)

Brooke Greenberg meninggal pada 2013 diusianya yang hanya 20 tahun. Namun, jika bertemu dengannya langsung, tidak ada yang akan menyadari usianya. Brooke Greenberg berhentu menua saat ia berusia 5 tahun. Satu-satunya yang masih bertumbuh darinya adalah rambut dan kuku. Selebihnya terjebah dalam lintasan waktu.

Para dokter telah mencoba memberikannya horman pertumbuhan, tetapi tidak berpengaruh. Beberapa penelitian genetik menunjukkan bahwa DNAnya sangat normal, tanpa ada mutasi yang berkaitan dengan gangguan penuaan.

Brooke lahir secara prematur. Fakta tersebut adalah satu-satunya yang tidak biasa tentang dirinya, selain tidak dapat menua. Orang tua dan saudaranya pun sehat, tanpa masalah medis.

Sampai hari ini, para dokter masih kebingungan menghadapi Brooke Greenberg yang tidak pernah tumbuh dewasa. Kondisi yang dialami Brooke dinamai Sindrom X, dan masih tetap jadi salah satu misteri medis terbesar yang pernah dihadapi.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya