Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Pendidikan Tinggi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim berencana menggelar Asesmen Nasional (AN) 2021 pada September mendatang. AN kali pertama ini diperkirakan berlangsung masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Nadiem meminta tak perlu ada persiapan khusus bagi calon peserta AN 2021 dalam menghadapi asesmen pengganti Ujian Nasional (UN) tersebut. Nadiem hanya meminta calon peserta banyak membaca buku hingga koran.
Advertisement
“Untuk meningkatkan AKM dalam hal literasi, peserta AN sebaiknya membaca buku, koran, majalah sebanyak-banyaknya. Sedangkan untuk meningkatkan kompetensi numerasi, tidak ada jalan pintas selain meningkatkan kemampuan berpikir kritis murid-murid secara sistematis. itu semua butuh proses dan memang tidak dapat dibimbelkan,” ungkap Nadiem dalam keterangan tulis, Selasa (24/8/2021).
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo menjelaskan bahwa satu-satunya hal yang perlu disiapkan dalam menghadapi AN adalah melakukan persiapan teknis yang dilakukan oleh proktor, pengawas, dan dinas pendidikan. Bukan oleh guru dan murid yang berlomba-lomba untuk meningkatkan skornya.
“Tidak ada keperluan sama sekali untuk menyiapkan diri supaya skornya bagus,” tegasnya.
Anindito mengatakan, Kemendikbudristek telah menyediakan informasi melalui laman https://pusmenjar.kemdikbud. go.id. Melalui laman tersebut, siswa, guru, dan orang tua bisa mencoba soal-soal Asesmen Kompetensi Minimum atau AKM baik literasi maupun numerasi.
Sediakan 500 Soal
Ada lebih dari 500 soal yang disediakan untuk publik. Selain itu juga ada buku saku, tanya jawab, video pembelajaran, dan video mengenai protokol kesehatan. Tercatat, laman ini sudah diakses hingga 18 juta akses unik.
“Semua informasi ada di laman Pusmenjar sehingga siswa tidak perlu ikut bimbel. Kalau sekadar ingin melihat contoh soal dan mengalami atau mencoba sendiri, di laman ini sudah kita sediakan secara gratis. Ini mengurangi sumber daya tambahan untuk mempersiapkan AN,” terang Anindito.
Menurutnya, dari perspektif guru dan kepala sekolah, AN justru mengurangi beban administratif. Sebab, AN mengintegrasikan berbagai program pendataan yang sebelum ini kurang terintegrasi dan cenderung bersifat administratif.
Sebelum AN, guru dan kepsek harus mengisi berbagai borang pendataan dari pihak yang berbeda-beda. Misalnya borang evaluasi diri dari LPMP, borang UN dari Balitbang, dan borang akreditasi dari BAN S/M.
“Dengan AN, ketiga borang ini terintegrasi. Baik sekolah, guru, tidak perlu mengisi tiga kali. Hanya perlu mengisi satu kali saja yaitu kuesioner AN. Harapannya ini menjadi pengurangan beban administratif sehingga guru dan kepala sekolah punya lebih banyak waktu untuk fokus kepada pembelajaran,” katanya.
Advertisement