Ada Stimulus Pemerintah, Pengembang Optimis Industri Properti Bangkit

Pengembang optimis industri properti mulai bangkit setelah sempat lesu akibat pandemi COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Agu 2021, 22:43 WIB
Summarecon Bekasi.

Liputan6.com, Jakarta - Pengembang optimis industri properti mulai bangkit setelah sempat lesu akibat pandemi COVID-19. Kebangkitan industri properti ini akan membantu pemulihan perekonomian nasional.

"Dengan dukungan penuh dari pemerintah melalui berbagai kebijakan dan stimulus, industri properti Indonesia semakin optimis dan diproyeksikan akan terus berkembang, dan ini akan mendorong pulihnya perekonomian nasional sejalan dengan program percepatan vaksinasi demi segera tercapainya herd immunity," ujar Presiden Direktur PT Summarecon Agung Tbk Adrianto P Adhi dikutip dari Antara, Selasa (24/8/2021).

Adrianto menyampaikan, pandemi COVID-19 berdampak pada kinerja hampir seluruh bidang usaha di dunia termasuk Indonesia, tidak terkecuali sektor properti. Hal itu terjadi sejak tahun 2020 dan masih berlangsung hingga saat ini.

Namun, lanjutnya, dengan penerapan strategi dan tata kelola perusahaan yang baik, inovasi, dan juga konsistensi dalam menjaga kualitas produk serta komitmennya kepada pelanggan, maka sepanjang 2020 lalu emiten berkode saham SMRA itu berhasil membukukan pra penjualan pemasaran sebesar Rp 3,3 triliun. Pencapaian tersebut melampaui revisi target yang ditetapkan oleh perseroan yaitu sebesar Rp2,5 triliun.

Kinerja perseroan yang cukup baik pada 2020 juga turut dipicu oleh kebutuhan masyarakat akan properti untuk tempat tinggal maupun usaha yang terus meningkat.

"Daya beli masyarakat yang terdampak pandemi dapat tertanggulangi dengan penawaran skema pembayaran yang cukup bersahabat dan tingkat suku bunga kredit yang relatif rendah. Hal itu membuat properti semakin mudah dijangkau oleh masyarakat luas," kata Adrianto.

Dalam laporan keuangan 2020, perseroan mencatat total pendapatan sebesar Rp5 triliun. Usaha pengembangan properti masih menyumbangkan pendapatan tertinggi dengan pendapatan operasional sebesar Rp3,7 triliun atau berkontribusi 73 persen dari total pendapatan dan laba usaha sebesar Rp1,23 triliun atau berkontribusi sebesar 96 persen dari total laba usaha perusahaan sebesar Rp1,27 triliun.

Penjualan masih di dominasi oleh produk hunian baik landed maupun vertikal sebanyak 79 persen, disamping penjualan komersial dan produk lainya. Pra penjualan pemasaran tersebut berasal dari tujuh lokasi Summarecon yaitu Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung, Karawang, Makassar, dan Bogor.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


PSBB dan Protokol Kesehatan

Ruko bergaya Eropa di Summarecon Serpong seharga Rp 3 miliar.

Sementara itu, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat itu dan protokol kesehatan keselamatan telah mengakibatkan sebagian besar operasi bisnis di sektor pusat perbelanjaan, hotel dan klub komunitas ditangguhkan dan ditutup. Hal itu mengurangi sumber pendapatan.

Unit usaha investasi dan pengelolaan properti mencatat pendapatan sebesar Rp894 miliar, turun Rp705 miliar atau 44 persen dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar Rp1,5 triliun. Unit usaha tersebut memberikan kontribusi sebesar 18 persen dari total pendapatan perseroan, dimana 91 persen di antaranya berasal dari bisnis mal dan ritel. Secara geografis, Kelapa Gading masih menjadi kontributor tertinggi dengan 48 persen pendapatan segmen diikuti oleh Serpong (32 persen) dan Bekasi (19 persen).

Sedangkan segmen usaha lainnya meliputi hotel, klub rekreasi masyarakat, pengelolaan township dan berbagai fasilitas lainnya untuk mendukung dan melengkapi kerja terpadu sebuah township. Pendapatan dari bisnis tersebut turun 36 persen menjadi Rp466 miliar. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya