Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Bedanya, beberapa kota besar di Jawa-Bali dinyatakan keluar dari PPKM Level 4, atau dalam posisi PPKM level 3.
Selain itu, mal atau pusat perbelanjaan kini dapat dibuka dengan kapasitas 50 persen dari sebelumnya hanya 25 persen. Mal diperbolehkan buka sampai pukul 20.00 dari sebelumnya pukul 17.00 waktu setempat.
Advertisement
Sehubungan dengan itu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas menilai, hal ini dapat menjadi sentimen positif bagi saham-saham ritel. Hal ini merujuk pada sejumlah saham ritel yang naik usai pengumuman tersebut.
"Pelonggaran PPKM ini seharusnya menjadi sentimen positif dan dampak ke saham-saham ritel bisa positif,” kata dia kepada Liputan6.com, Selasa (24/8/2021).
"Saham yang bisa dicermati di sektor ritel, antara lain; RALS, MAPI, dan LPPF boleh trading buy,” ia menambahkan.
Sementara itu, Direktur PT Ciputra Development Tbk, Tulus Santoso menuturkan, mal buka hingga pukul 20.00 akan berdampak positif. Selain itu,ia menilai, dengan ada penurunan level PPKM juga ada keberhasilan pengendalian dan perbaikan aktivitas ekonomi meski bertahap.
"Ya tren perbaikan terus berlanjut step by step dan tetap terkendali," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS) ditutup menguat 30 poin atau 4,80 persen ke level 655. Saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) ditutup menguat 25 poin atau 3,65 persen ke level 710. Sementara saham Matahari Department Store (LPPF) turun 40 poin atau 1,72 persen ke level 2.290.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berdampak terhadap Konsumsi Rumah Tangga
Di sisi lain, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan, pelonggaran PPKM dari level 4 ke 3 punya dampak terhadap konsumsi rumah tangga, meskipun tidak langsung naik tinggi seperti kuartal ke-II sebelum adanya PPKM ketat.
"Akan ada perbaikan konsumsi tapi relatif terbatas. Misalnya pusat perbelanjaan dilonggarkan, tapi daya beli kelas menengah belum mensupport belanja yang tinggi,” kata dia.
Menurut Bhima, ada jeda atau lag antara pelonggaran dengan kenaikan konsumsi rumah tangga karena faktor dari sisi pendapatan masyarakat yang masih rendah. Perkantoran pun masih dibatasi 25 persen untuk sektor non-esensial.
"Artinya sebagian pekerja masih berada di rumah. Padahal pengunjung mal kan juga pekerja perkantoran. Jadi satu sektor dilonggarkan tapi sektor lain masih dibatasi belum akan berpengaruh banyak," imbuhnya.
Merujuk pada kalender hari libur, Bhima menilai tidak ada event besar yang bisa memicu kenaikan mobilitas masyarakat pada kuartal III-2021. Sehingga diharapkan ten perbaikan ini berlanjut hingga kuartal IV-2021.
"Nanti kita cek di kuartal ke IV. Harapannya sudah lebih baik penurunan kasus Covid-19 nya, dan bertepatan dengan libur Natal Tahun Baru jadi minat belanja masyarakat lebih tinggi. Itu dengan catatan penanganan pandemi tetap on the track, ya," kata dia.
Bhima menekankan pada vaksinasi bagi pekerja di sektor esensial tetap perlu diprioritaskan.
Advertisement